INTEGRASI BUDIDAYA MAGGOT DAN TRADISI MENGHIAS BOKOR: PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN BUDAYA LOKAL

Abstract

Permasalahan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan limbah organik, terus mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan pola konsumsi masyarakat modern  Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi integrasi antara budidaya maggot (larva Black Soldier Fly) dan praktik menghias bokor sebagai bentuk inovasi berbasis kearifan lokal di Desa Bresela, Payangan, Gianyar. Budidaya maggot dipilih sebagai solusi pengelolaan limbah organik yang ramah lingkungan, mengingat kemampuannya dalam mengurai sampah organik dan menghasilkan pakan ternak berkualitas tinggi. Di sisi lain, kegiatan menghias bokor yang merupakan bagian dari tradisi budaya Bali, terus dilestarikan dan dikembangkan melalui sentuhan seni menggunakan cat dan prada yang mengikuti pola-pola ukiran khas. Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi kedua kegiatan tersebut tidak hanya memberikan manfaat dari sisi ekologis dan ekonomi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai budaya lokal. Bokor yang dihias dengan elemen memiliki nilai estetika dan simbolis yang lebih tinggi, serta berpotensi untuk dipasarkan secara luas sebagai produk kerajinan unggulan. Kegiatan ini juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat, termasuk generasi muda dan para seniman lokal, yang menjadi faktor penting dalam menjaga keberlanjutan dan keberhasilan program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif yang menggabungkan inovasi teknologi sederhana dengan pelestarian budaya mampu menciptakan solusi yang relevan terhadap tantangan zaman, khususnya dalam pengelolaan lingkungan dan penguatan ekonomi lokal. Dengan demikian, model integratif ini layak untuk direplikasi sebagai strategi pembangunan berbasis komunitas yang berkelanjutan, berakar pada nilai-nilai tradisional, dan berpihak pada kelestarian lingkungan.