KORELASI ANTARA GEJALA DEPRESI PADA PASIEN STROKE TERHADAP KUALITAS TIDUR: LITERATURE REVIEW
Main Article Content
Abstract
Kualitas tidur yang buruk dapat menghambat kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas fisik. Menurut National Institutes of Health, individu disarankan untuk tidur selama 7– 8 jam setiap malam guna menjaga kesehatan tubuh. Hidayat (2013) menyatakan bahwa kebutuhan tidur dipengaruhi oleh tahap perkembangan dan kondisi sosial masyarakat. Sementara itu, Asmadi (2008) menambahkan bahwa olahraga dan relaksasi memiliki manfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan membawa tubuh ke kondisi yang lebih optimal. Pada pasien pasca-stroke, sering kali muncul gangguan psikologis akibat ketidakmampuan menjalani aktivitas sehari-hari seperti sebelumnya. Kondisi ini dapat memicu ketidakstabilan emosi dan penurunan kualitas hidup. Depresi yang dialami pasien stroke dapat memperburuk kondisi fungsional, fisik, psikologis, serta aspek sosial mereka. Sebaliknya, pasien stroke yang tidak mengalami depresi cenderung memiliki peluang pemulihan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterkaitan antara kualitas tidur, depresi, dan kondisi pasien stroke. Studi dilakukan melalui metode literature review dengan pendekatan pencarian PICO pada database Google Scholar. Dari hasil pencarian, ditemukan lima jurnal yang relevan dan menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan gejala depresi pada pasien stroke