PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM RIAU TERHADAP PENGGUNAAN CAMPUR KODE DI MEDIA SOSIAL
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya penggunaan campur kode dalam komunikasi digital, khususnya di media sosial yang kerap digunakan oleh generasi muda. Meskipun dianggap wajar dan kekinian, tetapi disisi lain, penggunaan campur kode secara terus-menerus dan berlebihan dikhawatirkan dapat menimbulkan kesenjangan pemahaman serta nmengaburkan batas bahasa formal dan nonformal. Oleh karena itu, diperlukan sudut pandang dari kelompok berlatar belakang kebahasaan untuk menanggapi fenomena ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan persepsi mahasiswa PBSI semester 8 Universitas Islam Riau terhadap fenomena penggunaan campur kode di media sosial. Teori utama yang digunakan adalah teori persepsi dari Bimo Walgito, yang mencakup tiga indikator utama: penerimaan, pemahaman, dan penilaian. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner tertutup dan terbuka kepada mahasiswa PBSI semester 8 yang berjumlah 53 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator penerimaan, memperoleh persentase 72,7% (kategori baik), yang berarti mahasiswa menerima keberadaan campur kode di media sosial sebagai hal wajar. Indikator pemahaman memperoleh persentase 65,5% (kategori kurang baik). Ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih kurang memahami penggunaan campur kode di media sosial. Indikator penilaian memperoleh persentase 74,6% (kategori baik) yang menunjukkan bahwa Mahasiswa menilai baik penggunaan campur selama digunakan secara tepat dan tidak berlebihan. Secara keseluruhan, persepsi mahasiswa terhadap penggunaan campur kode di media sosial menunjukkan rata-rata persentase sebesar 71,9% (kategori baik). Artinya, mahasiswa memiliki pandangan positif dan baik terhadap campur kode sebagai bagian dari komunikasi digital, namun tetap menyadari pentingnya penggunaan yang bijak agar tidak memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.