OTONOMI KHUSUS SEBAGAI WUJUD DESENTRALISASI ASIMETRIS DALAM NEGARA KESATUAN: KAJIAN YURIDIS TERHADAP IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA
- Authors
-
-
Indah Amalia Khartika
Universitas Negeri BengkuluAuthor -
Mutiara Deja Saputri
Universitas Negeri BengkuluAuthor -
Nabila Afifah
Universitas Negeri BengkuluAuthor -
Zasmita Maulia Sari
Universitas Negeri BengkuluAuthor -
M. Tedi Ansori
Universitas Negeri BengkuluAuthor
-
- Keywords:
- special autonomy, asymmetric decentralization, unitary state, legal reform, regional government, otonomi khusus, desentralisasi asimetris, negara kesatuan, reformasi hukum, pemerintahan daerah
- Abstract
-
The Unitary State of the Republic of Indonesia faces complex challenges in realizing justice and welfare for all people spread across vast territories with diverse ethnicities, cultures, and geographical conditions. To address these challenges, following the 1998 reform era, Indonesia implemented asymmetric decentralization policies through granting special autonomy status to several regions such as Aceh, Papua, and the Special Region of Yogyakarta based on their respective historical, cultural, and socio-political specificities. This research aims to analyze the implementation of special autonomy as a manifestation of asymmetric decentralization within the framework of Indonesia's unitary state, identify juridical constraints faced, and formulate legal reform efforts to optimize its implementation. The research method employs a normative legal approach with analysis of legislation and policy documents related to special autonomy. Research findings indicate that special autonomy implementation in the three regions has different characteristics: Aceh successfully created post-conflict political stability but faces challenges in implementing Islamic law and human rights issues; Papua receives substantial fiscal support but is constrained by weak institutional capacity and social conflicts; while DIY demonstrates a stable model due to the Sultan's cultural legitimacy. Main constraints include overlapping authorities, regulatory inconsistencies, and weak evaluation systems. This research concludes that special autonomy requires comprehensive legal reform through regulatory harmonization, strengthened supervision, institutional restructuring, human resource capacity development, and enhanced community participation to achieve the goals of recognition, empowerment, and regional community welfare fairly and sustainably within the NKRI framework
Negara Kesatuan Republik Indonesia menghadapi tantangan kompleks dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat yang tersebar di wilayah yang luas dengan keberagaman suku, budaya, dan kondisi geografis yang sangat beragam. Untuk mengatasi hal tersebut, pasca reformasi 1998, Indonesia menerapkan kebijakan desentralisasi asimetris melalui pemberian status otonomi khusus kepada beberapa daerah seperti Aceh, Papua, dan Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan kekhususan historis, budaya, dan kondisi sosial-politik masing-masing daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi otonomi khusus sebagai wujud desentralisasi asimetris dalam kerangka negara kesatuan Indonesia, mengidentifikasi kendala yuridis yang dihadapi, serta merumuskan upaya reformasi hukum untuk mengoptimalkan pelaksanaannya. Metode penelitian menggunakan pendekatan hukum normatif dengan analisis terhadap peraturan perundang-undangan dan dokumen kebijakan terkait otonomi khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi otonomi khusus di ketiga daerah memiliki karakteristik yang berbeda: Aceh berhasil menciptakan stabilitas politik pasca-konflik namun menghadapi tantangan dalam penerapan syariat Islam dan isu HAM; Papua menerima dukungan fiskal besar tetapi terkendala lemahnya kapasitas kelembagaan dan konflik sosial; sedangkan DIY menunjukkan model yang stabil berkat legitimasi kultural Sultan. Kendala utama meliputi tumpang tindih kewenangan, ketidaksinkronan regulasi, dan lemahnya sistem evaluasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa otonomi khusus memerlukan reformasi hukum menyeluruh melalui harmonisasi regulasi, penguatan pengawasan, restrukturisasi kelembagaan, pengembangan kapasitas SDM, dan peningkatan partisipasi masyarakat agar dapat mencapai tujuan pengakuan, pemberdayaan, dan kesejahteraan masyarakat daerah secara adil dan berkelanjutan dalam kerangka NKRI.
- Downloads
- Published
- 2025-05-27
- Section
- Articles
How to Cite
Most read articles by the same author(s)
- Nabila Afifah, Mutiara Deja Saputri, Nabila Zahra Okta Dwiwani, Iskandar Iskandar, Sonia Ivana Barus, PERBANDINGAN KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM SANKSI DISIPLIN ASN DALAM SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL PASCA UU NO. 20 TAHUN 2023 , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 13 No. 1 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Gina Azhara Nabilla. R, Sona Norana Kurnia Ilahia, Putri Ananda Asisti, Nabila Afifah, Desi Hafizah Sudirman, KAJIAN HUKUM PERAN PEMERINTAH DALAM PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM TAMAN WISATA ALAM (TWA) DANAU DAM TAK SUDAH PASCA ALIH STATUS DARI CAGAR ALAM , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 12 No. 11 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Similar Articles
- Junaedi Hasyim, Suhufi, Misbahuddin, KONFLIK DAN KETEGANGAN DALAM HUKUM ISLAM: ANTARA IDEALISME DAN REALISASI , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 15 No. 3 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Aninda Emilia Helena, ANALISIS YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN EKONOMI DALAM VISI INDONESIA 2045: PEMBANGUNAN BERKEANJUTAN ATAU ANCAMAN LINGKUNGAN? , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 15 No. 3 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Mahfudzotul Ilmiyah, Naila Shofi, HAK ASASI MASYARAKAT ADAT PAPUA ATAS TANAH ULAYAT DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM TEKANAN INVESTASI TAMBANG DAN INFRASTRUKTUR NEGARA , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 12 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Desva Ayu Anggraini, Dian Eka Prastiwi, Hafshah Maulidya, Shalsa Daniyanti, PRINSIP BASE EROSION AND PROFIT SHIFTING (BEPS) TERHADAP KEDAULATAN HUKUM PAJAK INDONESIA: KAJIAN LITERATUR , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 13 No. 4 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Nurul Kholifah, Dita Anggraeni Dewi, Alda Silvia Maharani, DAMPAK KORUPSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN PENGARUHNYA BAGI WAJIB PAJAK , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 12 No. 12 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Moh Fauzan Adzim, Sabrina Berliana Putri, Damar Panji Yudhanto, Birvy Birvy, Ria Tri Vinata, PENERAPAN PRINSIP STRICT LIABILITY DALAM SENGKETA LINGKUNGAN: STUDI KASUS PT HOW ARE YOU INDONESIA DI DAS CITARUM , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 11 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Betti Rahmasari, M. Fachri Hanafi, Alief Akbar, Tuti Widya Ningsih, ANALISIS YURIDIS KOMPARATIF TERHADAP PUTUSAN HAKIM PADA PERKARA No.678/Pid.B/2024/Pn.Pbr DAN No.490/Pid.B/2024/Pn.Pbr SERTA RELEVANSINYA DENGAN TEORI KEADILAN , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 1 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Bhagawanta Atyuta Pradhana, Dwi Putri Lestarika, Wevy Efticha Sary, TINDAK PIDANA TERORISME SEBAGAI KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA INTERNASIONAL DAN YURISDIKSI MAHKAMAH PIDANA INTERNASIONAL , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 12 No. 5 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Nisfatul Aulia, Fawaid, Afin Suhayat, DINAMIKA POLITIK HUKUM DALAM PEMBENTUKAN KUHP BARU: ANTARA KEPENTINGAN PUBLIK DAN KEKUASAAN NEGARA , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 13 No. 9 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Noer Septia Marenah, Moh Wasilur Rahim, Moh Hasan, Moh Salman Al Farisi Baidaie, Stagnasi Pembahasan RUU Perampasan Aset: Studi Politik Hukum dalam Penegakan Anti-Korupsi , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 13 No. 10 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
You may also start an advanced similarity search for this article.