ANALISIS KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM DALAM PROSES PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

• Deana Sekar Malinda

  Universitas Bung Karno, Jakarta

  Author

Visum et Repertum (VeR) is a valid form of evidence in Indonesian criminal procedure law, playing a crucial role in proving a case, particularly when the object is the human body. This study aims to analyze the status, role, and evidentiary strength of VeR in criminal proceedings, as well as the factors influencing its evidentiary weight. The method used is normative legal research with a regulatory, conceptual, and case-based approach. Data sources include primary legal materials in the form of the Criminal Procedure Code, Staatsblad No. 350 of 1937, court decisions, and secondary legal materials in the form of literature and legal journals. The results indicate that VeR is recognized as evidence in the category of letters or expert testimony according to Article 184 paragraph (1) of the Criminal Procedure Code, although the term is not explicitly stated. VeR plays a strategic role in various types of criminal cases, such as crimes, premeditated murder, and sexual violence, where medical evidence is needed to corroborate witness testimony. However, the evidentiary strength of VeR is relative and must be combined with at least one other form of evidence in accordance with Article 183 of the Criminal Procedure Code. The evidentiary weight of a VeR is influenced by the examiner’s competence, the completeness of the report’s contents, adherence to legal procedures and medical ethics, consistency with other evidence, and relevance to the case. This research provides guidance on improving the competence of forensic physicians, enforcing VeR preparation standards, and coordinating between researchers and medical personnel to ensure its effectiveness as evidence that bridges medical and legal sciences in upholding justice.

Visum et Repertum (VeR) merupakan salah satu alat bukti sah dalam hukum acara pidana di Indonesia yang memiliki peran penting dalam pembuktian perkara, khususnya yang objeknya adalah tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedudukan, peran, dan kekuatan pembuktian VeR dalam proses peradilan pidana, serta faktor-faktor yang memengaruhi bobot pembuktiannya. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan kasus. Sumber data meliputi bahan hukum primer berupa KUHAP, Staatsblad No. 350 Tahun 1937, putusan pengadilan, serta bahan hukum sekunder berupa literatur dan jurnal hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VeR diakui sebagai alat bukti kategori surat atau keterangan ahli menurut Pasal 184 ayat (1) KUHAP, meskipun istilahnya tidak disebut secara eksplisit. VeR berperan strategis dalam berbagai jenis perkara pidana seperti penganiayaan, pembunuhan berencana, dan kekerasan seksual, di mana bukti medis diperlukan untuk menguatkan keterangan saksi. Namun, kekuatan pembuktian VeR bersifat relatif dan harus dikombinasikan dengan minimal satu alat bukti lain sesuai Pasal 183 KUHAP. Bobot pembuktian VeR dipengaruhi oleh kompetensi pemeriksa, kelengkapan isi laporan, kepatuhan pada prosedur hukum dan etika kedokteran, konsistensi dengan bukti lain, serta relevansi dengan pokok perkara. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kompetensi dokter forensik, penegakan standar pembuatan VeR, dan koordinasi antara penyidik serta tenaga medis untuk memastikan efektivitasnya sebagai alat bukti yang mampu menjembatani ilmu kedokteran dan hukum dalam penegakan keadilan.

Azzihab, Abdillah, & Najib, Ainun. (2024). Kekuatan Alat Bukti Visum Et Repertum Dalam Mengungkap Tindak Pidana Pembunuhan Berencana (Studi Putusan NO.209/PID.B/2021/PN.JKT.UT). Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, 2(November), 153–159.

Bastian, Novaizin Ramadhani Putra, Siswanto, & Aryani, Fajar Dian. (2024). Tinjauan Visum Et Repertum Sebagai Alat Bukti Dalam Pembuktian Perkara Pidana. Pancasakti Law Journal (PLJ), 2(1), 85–92.

Dhammananda, Lukman, Dwi Ratna Kamala Sari, & Ratnadewi, Ni Nyoman Ernita. (2023). Tinjauan Yuridis Terhadap Visum Et Repertum Dalam Pembuktian Tindak Pidana Penganiayaan (Studi Kasus Putusan Nomor: 221/Pid.B/2022/PN.Mtr.). Jayapangus Press Metta: Jurnal Ilmu Multidisiplin, 3(2), 127–132.

Hidayah, Hasmi Kun, & Prawitasari, Nining Yurista. (2024). Analisis Yuridis Kekuatan Pembuktian Visum Et Repertum dalam Tindak Pidana Penganiayaan; Studi Putusan Perkara Nomor 78/Pid.B/2023/PN.Bta. SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab, 05(1), 373–387. https://doi.org/10.24252/shautuna.v5i2.48413

Kloko, Karina Elintra, & Koswara, Indra. (2023). Analisis Putusan Pemerkosaan yang Dilakukan oleh Anggota Militer Berdasarkan Hasil Visum Et Repertum Nomor : VER/41/KES.15./XII/2018.

Doktrina : Journal of Law, 6(1), 65–72.

Natalie, Velisia Putri, & Darma, I. Made Wirya. (2023). Visum et Repertum as Evidence in Sexual Violence Prosecutions : A Criminal Law Literature Review. JUSTISI | UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG, 9(3), 303–324.

Pardede, Bintatar Artadewa Maratua, Simamora, Anastasya Yuliarta, & Yusuf, Hudi. (2024). KEKUATAN VISUM ET REPERTUM DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA. Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara, 1(2), 2236–2245.

Pujaningrum, Dyah Retno. (2020). KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM PADA TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN SECARA PAKSA TERHADAP ANAK (Studi Kasus: Putusan Nomor 121/Pid.sus/PN.Kdl/2020). Jurnal Verstek, 10(1), 137–146.

Simanjuntak, Tuti Gusmawati, Harahap, Lili Rahmayana, & Sembiring, Ahmad Mulia. (2024). The Role of Visum Et Repertum in Proving Criminal Matters in Indonesia. International Journal of Law, Social Science, and Humanities (IJLSH), 1(2), 83–90.

• pdf