SOSIALISASI RASA DAN BUDAYA KULINER ASAM PEDAS PATIN DI PANTI ASUHAN PEKANBARU

Main Article Content

Fania Agung Prianti
Nabila Balqis
Zakiyah Rizky
Melvi Patrisia Alfarid
Salsha Sabilla
Melani Ferticia Putri
M. Surya Ramadhan
Revo Hefrizal

Abstract

Fenomena menurunnya minat generasi muda terhadap makanan tradisional menjadi tantangan dalam melestarikan kearifan lokal. Salah satu contoh kuliner khas Riau, asam pedas ikan patin, kini kurang dikenal dan jarang dikonsumsi anak-anak. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan dampak sosialisasi kearifan lokal asam pedas patin, sekaligus menganalisis peran instrumen hukum dalam melindungi dan melestarikan budaya lokal. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Panti Asuhan Rumah Bahagia Pelita Kasih, Kota Pekanbaru, Riau, melibatkan 15 anak-anak dan pengurus panti. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menggali dan memahami makna interaksi serta perubahan sikap anak-anak terhadap kuliner tradisional. Rangkaian kegiatan meliputi penyampaian materi sejarah dan makna asam pedas patin, diskusi interaktif, pembagian dan pencicipan makanan, serta evaluasi perubahan sikap dan antusiasme anak-anak. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya ketertarikan dan rasa bangga anak-anak terhadap kuliner tradisional, tumbuhnya kepedulian mahasiswa terhadap pelestarian kearifan lokal, dan adanya apresiasi terhadap nilai budaya daerah. Selain itu, tulisan ini juga menegaskan bahwa pengakuan kearifan lokal dalam UUD NRI 1945 dan UU No. 32 Tahun 2009 menjadi dasar untuk melindungi dan melestarikan makanan tradisional agar tetap hidup dan berkembang di tengah perubahan zaman.

Article Details

Section

Articles

How to Cite

SOSIALISASI RASA DAN BUDAYA KULINER ASAM PEDAS PATIN DI PANTI ASUHAN PEKANBARU. (2025). Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa), 6(3), 61-70. https://doi.org/10.34743/gcht3t04

References

[1] Asril, “Menumbuhkan Kesadaran Sejarah Generasi Muda Melalui Kearifan Lokal Budaya Melayu Riau,” Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, vol. 4, no. 1, pp. 11–17, 2022.

[2] A. Soh, E. Engelica, and D. L. Samosir, “Makanan Tradisional Nasi Lemak Suku Melayu Sebagai Dayatarik Wisata Kuliner di Kota Batam,” Jurnal Altasia, vol. 3, no. 2, pp. 5–57, 2021.

[3] M. Jannah, “Kuliner Khas Provinsi Riau,” Riau University, vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2021.

[4] A. Sengge, “Pengawasan Dan Penegakan Hukum E-Commerce Oleh Kppu dalam Mengatasi Persaingan Usaha Tidak Sehat,” Jurnal Hukum Lex Generalis, vol. 5, no. 4, pp. 1–12, 2024.

[5] Hardani et al., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 1st ed. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu Group, 2020. [Online]. Available: https://www.pustakailmu.co.id

[6] S. H. Sahir, Metode Penelitian, 1st ed. Yogyakarta: KBM Indonesia, 2021.

[7] S. Luckyardi and D. A. Apriliani, “Pemasaran Kuliner Indonesia Berbasis Digital Marketing Sebagai Sarana Gastro Diplomasi,” JBK, vol. 16, no. 2, pp. 282–291, Aug. 2022, doi: 10.32815/jibeka.v16i2.968.

[8] R. Setiawan, “Memaknai Kuliner Tradisional diNusantara: Sebuah Tinjauan Etis,” Respons, vol. 21, no. 1, pp. 113–140, 2016.

[9] A. Maulana et al., “Sosialisasi Pengenalan Kearifan Lokal Kuliner Mie Sagu Di Rumah Yatim Pekanbaru: Cita Rasa Membentuk Nilai Identitas Daerah Provinsi Riau,” Krepa: Kreativitas Pada Abdimas, vol. 5, no. 6, pp. 1–12, 2025.

[10] O. Y. Fransiska, “Ikan Patin Asam Pedas Khas Riau,” Riau University, vol. 1, no. 1, pp. 1–8, 2021.

[11] B. U. Aisyah and N. Nurhayani, “Analisis Proses Pembuatan Pindang Ikan Patin sebagai Pembelajaran STEM : Study Kasus Pada Pengolahan Ikan Patin menjadi Pindang di Kota Palembang,” Research and Practice of Educational Chemistry, vol. 02, no. 02, pp. 26–35, 2023.

[12] D. Yunita, B. Sekarningrum, and W. Gunawan, “Penyuluhan Dan Sosialisasi Pentingnya Menampung Air,” Sawala, vol. 2, no. 2, p. 114, Aug. 2021, doi: 10.24198/sawala.v2i2.33408.

[13] Indah Diah, “Realisasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat Melalui Sosialisasi Pentingnya Empati Dan Rasa Bergotong-Royong Di Dusun Sambong Duran, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang,” Sarwahita, vol. 18, no. 02, pp. 197–209, Nov. 2022, doi: 10.21009/sarwahita.182.8.

[14] A. S. Purwaning Tyas, “Identifikasi Kuliner Lokal Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa Inggris,” JPT, vol. 1, no. 2, p. 38, Mar. 2017, doi: 10.22146/jpt.24970.

[15] D. Juniarti, “Kearifan Lokal Makanan Tradisional: Tinjauan Etnis Dan Fungsinya Dalam Masyarkat Suku Pasmah di Kaur,” Jurnal Bakaba, vol. 9, no. 2, pp. 44–53, 2021.

[16] N. Fadila, “Integrasi Kearifan Lokal Makanan Tradisional Dalam Pembelajaran Di Kelas 4 SD Kabupaten Parigi Moutong,” Universitas Tadulako, Palu, 2023.

[17] E. N. Kristiyanto, “Kedudukan Kearifan Lokal Dan Peranan Masyarakat Dalam Penataan Ruang Di Daerah,” rechtsvinding, vol. 6, no. 2, p. 151, Aug. 2017, doi: 10.33331/rechtsvinding.v6i2.172.

[18] R. Njatrijani, “Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang,” GK, vol. 5, no. 1, pp. 16–31, Oct. 2018, doi: 10.14710/gk.2018.3580.

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.