TURNAMEN VOLI ANTAR DUSUN SEBAGAI MODEL PENGUATAN SOLIDARITAS SOSIAL PEREMPUAN PESISIR DI DESA MATOBA MENTAWAI

Abstract

Community sports play a strategic role as a medium for strengthening social cohesion, particularly in coastal areas with limited public interaction spaces. This study aims to analyze the dynamics of social interaction and solidarity within the women’s volleyball community in Matobe Village, Mentawai Islands. The research employed a Participatory Action Research (PAR) approach, involving residents as active subjects in all stages of the program. Observations were carried out in six hamlets—Panepuat, Maosa, Usut Ngaik, Sosoroat, Gegetaet, and Tunang Kaliau—that all participated in the inter-hamlet volleyball tournament. Data were collected through participatory observation, in-depth interviews, and focus group discussions, and then analyzed thematically. The findings indicate that the tournament not only expanded social networks among residents but also strengthened solidarity reflected in daily activities, fostered a shared collective identity across hamlets, and provided a new healthy social space for coastal women. Moreover, after the tournament, residents initiated joint practice sessions independently. These results highlight that community-based sports can serve as a sustainable instrument of social empowerment. This model has the potential to be replicated in other coastal villages with active sports communities as a strategy to enhance social cohesion through participatory engagement

Olahraga komunitas memiliki fungsi strategis sebagai media penguatan kohesi sosial, terutama di wilayah pesisir yang memiliki keterbatasan ruang interaksi publik. Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika interaksi sosial dan solidaritas dalam komunitas voli perempuan di Desa Matobe, Kepulauan Mentawai. Pendekatan Participatory Action Research (PAR) digunakan dengan melibatkan warga sebagai subjek aktif dalam setiap tahap kegiatan. Observasi dilakukan di enam dusun—Panepuat, Maosa, Usut Ngaik, Sosoroat, Gegetaet, dan Tunang Kaliau—yang seluruhnya berpartisipasi dalam turnamen voli antar dusun. Data diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, serta diskusi kelompok terarah, kemudian dianalisis menggunakan teknik tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa turnamen ini tidak hanya memperluas jejaring sosial antarwarga, tetapi juga memperkuat solidaritas yang tercermin dalam kegiatan harian, membangun identitas kolektif antar dusun, serta menyediakan ruang sosial baru bagi perempuan pesisir. Bahkan, pasca-turnamen, muncul inisiatif warga untuk melanjutkan latihan bersama secara mandiri. Temuan ini menegaskan bahwa olahraga komunitas dapat berfungsi sebagai instrumen pemberdayaan sosial yang berkelanjutan. Model ini berpotensi direplikasi di desa pesisir lain dengan komunitas olahraga aktif sebagai strategi memperkuat kohesi sosial berbasis partisipasi.