HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN MEKANISME KOPING DISFUNGSIONAL PADA ORANG DEWASA DI KABUPATEN BEKASI
Main Article Content
Abstract
Kesepian merupakan kondisi emosional yang kompleks dan subjektif yang ditandai dengan perasaan hampa, tidak memiliki koneksi sosial yang bermakna, serta ketidakpuasan terhadap hubungan interpersonal. Salah satu dampak psikologis dari kesepian yang perlu diperhatikan adalah kecenderungan individu untuk menggunakan mekanisme koping disfungsional. Strategi koping disfungsional, seperti penghindaran, perenungan, atau penyangkalan, cenderung memperburuk kondisi psikologis seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan mekanisme koping disfungsional pada orang dewasa di Kabupaten Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 125 orang dewasa yang diambil dengan teknik non-probability sampling menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu skala kesepian berbasis UCLA Loneliness Scale dan skala koping berdasarkan Brief COPE Inventory. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson’s Product Moment dengan bantuan software JASP versi 0.19.3. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kesepian dengan mekanisme koping disfungsional (r = 0.737, p < 0.001). Artinya, semakin tinggi tingkat kesepian yang dirasakan individu, maka semakin tinggi pula kecenderungan menggunakan mekanisme koping disfungsional. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) diterima. Penelitian ini menekankan pentingnya intervensi psikologis untuk mengurangi kesepian guna mendorong penggunaan strategi koping yang lebih adaptif di kalangan orang dewasa.