HUBUNGAN ANTARA LAJU ALIRAN SALIVA DAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL PADA PASIEN DENGAN SINDROM SJÖGREN

Abstract

Sjögren’s Syndrome (SS) is an autoimmune disease that targets the exocrine glands (lacrimal and salivary glands), with clinical manifestations such as keratoconjunctivitis sicca (dry eyes) and various extraglandular symptoms (arthritis, vasculitis, dysphagia, among others). Oral manifestations include xerostomia, angular cheilitis, ulcers, lichen planus, erosions, sialadenitis, and salivary gland swelling. The pathogenesis of Sjögren’s Syndrome is not yet fully understood, but it is suspected that epithelial damage in the exocrine glands occurs due to increased B-cell and T-cell responses to the autoantigens Ro (SS-A) and La (SS-B). This article discusses research findings indicating that a low salivary flow rate is significantly associated with gastrointestinal disorders in patients with Sjögren’s Syndrome.

Sindrom Sjogren (SS) merupakan penyakit autoimun yang menyerang kelenjar eksokrin (kelenjar lakrimal dan saliva) dengan manifestasi klinis berupa keratokonjungtivitis sika (mata kering) dan gejala ekstraglandular (artritis, vaskulitis, disfagia, dan lainnya). Sedangkan untuk manifestasi oralnya yaitu erostomia, angular cheilitis, ulser, lichen planus, erosi, sialadenitis dan salivary swelling. Patogenesis Sindrom Sjogren masih belum diketahui sepenuhnya namun diduga terdapat kerusakan epitel kelenjar eksokrin karena peningkatan respons sel B dan sel T terhadap autoantigen Ro (SS-A) dan La (SS-B). Pada artikel ini, membahas hasil penelitian yang menunjukkan bahwa rendahnya laju aliran saliva secara signifikan berkaitan dengan gangguan gastrointestinal pada pasien dengan sindrom Sjögren