ANALISIS PELUANG DAN ANCAMAN PERDAGANGAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus pada Perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan)
Main Article Content
Abstract
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor unggulan dalam struktur perekonomian Indonesia. Kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, penyerapan tenaga kerja, serta ekspor non-migas menempatkannya sebagai pilar penting dalam pembangunan industri nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sektor TPT Indonesia menyumbang sekitar 6,8% dari total ekspor non-migas dan menyediakan lebih dari 3 juta lapangan kerja, tersebar mulai dari industri besar hingga sektor kecil dan menengah.
Seiring dengan kemajuan teknologi, perubahan tren konsumsi, dan peningkatan kesadaran akan masalah lingkungan, industri tekstil mengalami transformasi yang signifikan secara global. Konsumen di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, semakin memperhatikan etika produksi, keamanan bahan, dan keberlanjutan (sustainability) saat memilih pakaian. Untuk menyesuaikan diri dengan transformasi ini, industri tekstil harus cepat mengubah pola pemasaran, standar kualitas, dan inovasi produk.
Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia, Korea Selatan memiliki peran strategis dalam perdagangan internasional. Negara ini terkenal sebagai pusat industri mode kontemporer dan inovatif serta sebagai pasar yang sangat selektif untuk produk tekstil berkualitas tinggi. Menurut data Korea International Trade Association (KITA), impor tekstil
Korea Selatan akan mencapai USD 12,7 miliar pada tahun 2023, dengan China, Vietnam, Indonesia, dan Bangladesh menjadi sumber impor utama.
Ditandatanganinya Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) pada Januari 2023, hubungan perdagangan kedua negara semakin erat. Dengan mengurangi hampir semua tarif bea masuk, perjanjian ini memberikan akses preferensial bagi produk Indonesia, termasuk tekstil. Perjanjian ini diharapkan akan memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya di pasar Korea Selatan, yang selama ini dikuasai oleh produk dari China dan Vietnam.
Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi saat peluang terbuka. Produsen tekstil dari negara-negara seperti Vietnam dan Bangladesh menawarkan produk dengan harga yang lebih kompetitif, dan pelanggan Korea Selatan sangat memperhatikan kualitas, inovasi, dan keberlanjutan. Akibatnya, eksportir Indonesia harus memenuhi standar yang tinggi untuk bahan, proses produksi, dan desain produk.
Fluktuasi nilai tukar, ketidakpastian ekonomi global akibat ketegangan geopolitik, dan perubahan kebijakan perdagangan internasional adalah faktor tambahan yang memengaruhi dinamika perdagangan. Misalnya, harga logistik yang meningkat sebagai akibat dari gangguan jalur perdagangan di Asia Timur berdampak langsung pada biaya ekspor tekstil Indonesia ke Korea Selatan.
Penting bagi Indonesia untuk melakukan analisis menyeluruh posisi dan potensi industrinya dalam perdagangan tekstil dengan Korea Selatan karena kompleksitas peluang dan ancaman tersebut. Studi ini sangat relevan karena sektor TPT berdampak pada keberlanjutan lapangan kerja dan pengembangan industri berbasis kearifan lokal dan inovasi serta neraca perdagangan nasional.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan artikel ini adalah untuk melakukan analisis menyeluruh baik prospek maupun risiko yang ada dalam perdagangan produk tekstil Indonesia dengan Korea Selatan. Diharapkan penelitian ini akan memberikan saran strategis bagi para pemangku kepentingan dalam meningkatkan daya saing tekstil Indonesia di pasar internasional, khususnya di Korea Selatan, dengan menggunakan pendekatan berbasis data ekspor-impor terbaru dan analisis SWOT.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Badan Pusat Statistik. (2024). Statistik Ekspor Impor Indonesia 2019–2023. Jakarta: BPS.
International Trade Centre. (2024). Trade Map - Bilateral trade between Indonesia and Korea, HS Codes 54, 60, 61, 62. Diakses dari https://www.trademap.org
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2023). Laporan Tahunan Perdagangan Internasional 2023. Jakarta: Kemendag RI.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2023). Laporan Perkembangan Ekspor Produk Ekonomi Kreatif Indonesia. Jakarta: Kemenparekraf.
Korea International Trade Association. (2024). Korea’s Textile Import Report 2023. Seoul: KITA.
Korean Chemical Control Act. (2022). National Law Information Center of Korea. Diakses dari https://www.law.go.kr
Perjanjian IK-CEPA. (2023). Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). Jakarta: Kementerian Perdagangan RI.