ANALISIS PELUANG DAN ANCAMAN PERDAGANGAN PRODUK PERTANIAN (STUDI KASUS PADA PERDAGANGAN KELAPA SAWIT ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA)
Main Article Content
Abstract
Perdagangan produk pertanian, khususnya kelapa sawit merupakan salah satu sektor penting dalam mendukung perekonomian negara. Indonesia dan Malaysia dikenal sebagai dua negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Dalam hubungan dagang ini, terdapat berbagai peluang dan ancaman yang perlu di perhatikan. Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis apa saja peluang dan ancaman yang muncul dalam perdagangan kelapa sawit antara Indonesia dan Malaysia. Indonesia-Malaysia menguasai 83% dari produksi CPO global, yang totalnya diperkirakan mencapai 77,22 juta MT pada periode 2022/2023. Dengan memahami strategi perdagangan yang lebih baik dan berkelanjutan, Indonesia dapat tetap bersaing dan memperkuat posisinya di pasar global.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Adolph, R. (2022). analisis peluang dan ancaman di sektor pertanian kelapa sawit. 2003, 1– 23.
Indonesia, badan pusat statistik. (2024). badan statistik indonesia, 2024. 17. Kurnia, F., Cahyono, Y. R., Akbar, A., & ... (2024). Analisis Peluang Dan Ancaman
Perdagangan Bebas Produk Pertanian (Studi Kasus Pada Perdagangan Kelapa Sawit antara Indonesia dengan Malaysia). Jurnal Ekonomi Dan …, 01(04), 1106–1110. https://jurnal.ittc.web.id/index.php/jebd/article/view/1170%0Ahttps://jurnal.ittc.web.id/i ndex.php/jebd/article/download/1170/1051
Muzahid, A., Samputra, P. L., Nasional, K., Kajian, S., Indonesia, U., & Pusat, J. (2024).
Strategi perdagangan internasional sawit Indonesia menghadapi penerapan renewable energy directive ( RED ) oleh Uni Eropa ( UE ) dengan pendekatan intelijen kompetitif. 1(2), 151–170.
Sugarda, A., Putri, E. R., Santi, N. L., & Yuliana, W. (2024). Analisa Peluang Dan Ancaman Perdagangan Bebas Produk Pertanian Sektor Kelapa Sawit. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Digital, 2(1), 260–264.