LINGUISTIC AND CULTURAL REPRESENTATION OF THE NA’VI PEOPLE IN AVATAR: THE WAY OF WATER

Main Article Content

Reksa Pradiva Nurul Septa
Otong Setiawan Djuhaeri
Andang Saehu

Abstract

Avatar: The Way of Water offers more than just science fiction; it constructs a richly detailed linguistic and cultural landscape through the fictional Na’vi people. This article explores the representation of Na’vi language and culture using a qualitative and interdisciplinary approach that integrates linguistics, cultural anthropology, ecocriticism, and postcolonial theory. The Na’vi language, intentionally developed for the film, serves not only as a narrative tool but also as a symbol of cultural resistance against colonial power. The depiction of Na’vi society reveals a profound spiritual connection with nature and bears strong resemblances to real-world Indigenous communities such as the Mentawai,Papuan, Amazonian, and Māori peoples. This study compares the Na’vi's sociocultural systems with those of Indigenous peoples worldwide and examines how the film critiques ecological destruction and global capitalism. The findings suggest that the film functions not merely as visual spectacle, but as a reflective medium that promotes Indigenous knowledge and cross-cultural empathy in the global era.


 


Film Avatar: The Way of Water menghadirkan lebih dari sekadar kisah fiksi ilmiah; ia menyuguhkan lanskap budaya dan bahasa yang kompleks dari suku fiksi Na’vi. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi representasi kebahasaan dan kebudayaan suku Na’vi melalui pendekatan kualitatif dan interdisipliner, menggabungkan teori linguistik, antropologi budaya, ekokritik, dan poskolonialisme. Bahasa Na’vi, yang dikembangkan secara khusus, tidak hanya menjadi alat komunikasi naratif, melainkan juga sarana resistensi simbolik terhadap kekuasaan kolonial. Sementara itu, penggambaran budaya Na’vi mencerminkan hubungan spiritual yang mendalam dengan alam serta menunjukkan kemiripan dengan masyarakat adat seperti Mentawai, Papua, Amazon, dan Maori. Kajian ini juga membandingkan sistem sosial Na’vi dengan struktur budaya masyarakat adat dunia nyata dan mengulas bagaimana film ini menyuarakan kritik sosial terhadap kapitalisme global dan perusakan ekologi. Temuan menunjukkan bahwa film ini bukan sekadar hiburan visual, tetapi juga media reflektif yang menyuarakan nilai-nilai kearifan lokal dan mendorong empati lintas budaya dalam konteks global.

Article Details

Section

Articles

Author Biographies

Reksa Pradiva Nurul Septa, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Jl. A.H. Nasution No. 105A, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 

Otong Setiawan Djuhaeri, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Jl. A.H. Nasution No. 105A, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 

Andang Saehu, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Jl. A.H. Nasution No. 105A, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 

How to Cite

LINGUISTIC AND CULTURAL REPRESENTATION OF THE NA’VI PEOPLE IN AVATAR: THE WAY OF WATER. (2025). Argopuro: Jurnal Ilmu Bahasa, 9(1), 51-60. https://ejournal.cahayailmubangsa.institute/index.php/argopurojournal/article/view/2564

Most read articles by the same author(s)

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.