PENERIMAAN DIRI REMAJA AKHIR PASCA PERCERAIAN ORANG TUA: STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGI

Main Article Content

Putri Nabillah
Yohana Wuri Satwika

Abstract

This study aims to determine the self-acceptance of late adolescents who experienced parental divorce. The research method used in this study was qualitative with a phenomenological approach. The participants in this study were three adolescents whose parents had both experienced divorce.The researcher collected data through interviews. Data analysis in this study used Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The results of the study indicate that at the beginning of the parental divorce, adolescents experience emotional turmoil characterized by anger and disappointment because their parents chose to divorce. However, over time, adolescents begin to slowly accept this reality. The self-acceptance demonstrated by the participants is evidenced by research findings that show positive changes in the participants.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri remaja akhir yang mengalami perceraian orang tua. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. partisipan pada penelitian ini berjumlah tiga remaja dengan kedua orang tua telah mengalami perceraian. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan pada awal terjadinya perceraian orang tua, remaja mengalami gejolak emosi yang ditandai dengan kemarahan dan kecewa karena orang tua memilih untuk bercerai, Namun seiring berjalannya waktu, remaja mulai mampu menerima kenyataan tersebut secara perlahan. Penerimaan diri yang ditunjukkan oleh partisipan dibuktikan dengan temuan penelitian yang menunjukkan perubahan positif pada diri partisipan.

Article Details

Section

Articles

How to Cite

PENERIMAAN DIRI REMAJA AKHIR PASCA PERCERAIAN ORANG TUA: STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGI. (2025). Liberosis: Jurnal Psikologi Dan Bimbingan Konseling, 16(2), 121-130. https://ejournal.cahayailmubangsa.institute/index.php/liberosis/article/view/5764

References

Agustin, D., & Munawaroh, E. (2024). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga dan penerimaan Diri dengan Resiliensi Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di kecamatan Semarang Utara. Journal of Learning and Instructional Studies, 4(1), 32–43.

Aldilla, S. (2025). Pendekatan Teologi Modern untuk Pemulihan Psikologis dan Spiritual Remaja Kristen dari Keluarga Broken Home. Crossroad Research Journal, 2(1), 173–192.

Ali, M. (2011). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik.

Amato, P. R. (2000). The consequences of divorce for adults and children. Journal of Marriage and Family, 62(4), 1269–1287.

Ariani, A. I. (2019). Dampak perceraian orang tua dalam kehidupan sosial anak. Phinisi Integration Review, 2(2), 257–270.

Bernard, M. E. (2013). The strength of self-acceptance. The Strength of Self-Acceptance: Theory, Practice and Research. Https://Doi. Org/10.1007/978-1-4614-6806-6_13.

Branden, N. (1969). The psychology ofself-esteem. New York.

Caltabiano, M. L., & Sarafino, E. P. (2002). Health psychology: Biopsychosocial interactions. An Australian perspective. John Wiley & Sons.

Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan remaja.

Erikson, E. H. (1968). Identity youth and crisis (Issue 7). WW Norton & company.

Germer, C. (2009). The mindful path to self-compassion: Freeing yourself from destructive thoughts and emotions. Guilford Press.

Hadyani, I. A., & Indriana, Y. (2017). Proses penerimaan diri terhadap perceraian orang tua. Semarang: Jurnal Empati, 7.

Hurlock, E. B. (1980a). Developmental Psycology: A Life-span Approach. Alih Bahasa.

Hurlock, E. B. (1980b). Instructor’s Manual to Accompany" Developmental Psychology, a Life-span Approach.". McGraw-Hill.

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.

Kusumawardhani, D. D., & Mamesah, M. (2020). Gambaran penerimaan diri siswa yang mengalami perceraian orangtua. Insight: Jurnal Bimbingan Konseling, 9(2), 138–149.

Lestari, D. (2014). Penerimaan diri dan strategi coping pada remaja korban perceraian orang tua. eJournal Psikologi, 2 (1), 1-13.

Manna, N. S., Doriza, S., & Oktaviani, M. (2021). Cerai gugat: Telaah penyebab perceraian pada keluarga di Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 6(1), 11–21.

Nababan, D., Purba, P., & Pasaribu, R. (2023). Pentingnya Dorongan Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak Di Dalam Keluarga. Jurnal Pendidikan Sosial Dan Humaniora, 2(4), 12662–12666.

Neff, K., & Germer, C. (2018). The mindful self-compassion workbook: A proven way to accept yourself, build inner strength, and thriveÿ ÿ. Guilford Publications.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2007). Human development. McGraw-Hill.

Ramadhani, P. E., & Krisnani, H. (2019). Analisis dampak perceraian orang tua terhadap anak remaja. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(1), 109–119.

Santrock, J. (2014). Ebook: Child Development: An Introduction. McGraw Hill.

Sari, R. M., Fitria, L., & Radyuli, P. (2025). Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Kematangan Emosi Siswa Kelas XI Jurusan IPS di SMAN 3 Payakumbuh. Journal of Research and Investigation in Education, 29–34.

Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2005). Theories of personality. Thomson.

Slee, P. T., Campbell, M., & Spears, B. A. (2012). Child, adolescent and family development (3rd ed). Cambridge University Press.

Smith, J. A., & Osborn, M. (2008). Chapter 4: Interpretative phenomenological analysis. Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research Methods. Second Edition. London: Sage Publications.

Smith, J. A., & Osborn, M. (2015). Interpretative phenomenological analysis as a useful methodology for research on the lived experience of pain. British Journal of Pain, 9(1), 41–42.

Tedeschi, R. G., & Calhoun, L. G. (2004). Posttraumatic growth: Conceptual foundations and empirical evidence. Psychological Inquiry, 15(1), 1–18.

Utiarahman, M. F. (2021). Hubungan Penerimaan Diri Dengan Harga Diri Pada Remaja Pasca Perceraian Orang Tua Pada Siswa SMP di Kabupaten Bone Bolango. Nursing Care, 7, 2.

Wulandari, I. G. A. S., Nugroho, W. B., & Pramestisari, N. A. S. (2024). Pergeseran Fungsi Keluarga Pasca Perceraian di Kota Denpasar. Socio-Political Communication and Policy Review, 1(4), 177–193.

Yunasril, R., Lestari, S. M., Nusa, S. A., Ramadhani, A. F., & Syapitri, D. (2021). Dampak perceraian orangtua terhadap meaning of life remaja. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan), 8(02), 186–198.

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.