PENANGANAN FISIOTERAPI KASUS STRAIN GASTROCNEMIUS DENGAN INTERVENSI MASSAGE

Abstract
Latar Belakang: Strain gastrocnemius adalah cedera muskuloskeletal umum yang terjadi akibat regangan atau robekan pada otot gastrocnemius, sering ditemukan pada atlet atau individu yang melakukan aktivitas fisik mendadak. Kondisi ini menyebabkan nyeri, bengkak, spasme otot, dan keterbatasan gerak, yang berdampak signifikan pada fungsi dan aktivitas sehari-hari. Penatalaksanaan fisioterapi memegang peran krusial dalam mempercepat penyembuhan dan mengembalikan fungsi. Di antara berbagai modalitas, intervensi massage (pijat) telah lama digunakan untuk mengurangi nyeri, spasme otot, dan meningkatkan sirkulasi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanganan fisioterapi pada kasus strain gastrocnemius dengan fokus pada efektivitas intervensi massage dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kasus deskriptif kualitatif pada satu subjek dengan diagnosis strain gastrocnemius. Subjek menerima intervensi massage (termasuk effleurage, petrissage, friction, dan deep transverse friction massage) yang dikombinasikan dengan latihan gerak pasif dan aktif terbatas. Intervensi diberikan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu. Parameter yang diamati dan diukur meliputi intensitas nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS), rentang gerak sendi (ROM) aktif dorsofleksi pergelangan kaki menggunakan goniometer, serta observasi kemampuan fungsional dasar seperti berjalan dan menumpu berat badan. Pengukuran dilakukan sebelum intervensi (Minggu 0) dan setelah intervensi (Minggu 4). Data dianalisis secara deskriptif.
Hasil: Subjek menunjukkan perbaikan signifikan setelah intervensi. Intensitas nyeri (VAS) berkurang dari 7 (nyeri berat) pada Minggu 0 menjadi 2 (nyeri ringan) pada Minggu 4. Rentang gerak sendi (ROM) aktif dorsofleksi pergelangan kaki meningkat dari 0 derajat (keterbatasan signifikan) menjadi 10 derajat. Secara fungsional, subjek menunjukkan peningkatan yang nyata dalam kemampuan menumpu berat badan pada tungkai yang cedera dan pola berjalan yang lebih simetris dan tanpa pincang dibandingkan kondisi awal. Spasme otot pada gastrocnemius juga berkurang secara signifikan, memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Subjek menunjukkan perbaikan signifikan setelah intervensi. Intensitas nyeri (VAS) berkurang dari 7 (nyeri berat) pada Minggu 0 menjadi 2 (nyeri ringan) pada Minggu 4. Rentang gerak sendi (ROM) aktif dorsofleksi pergelangan kaki meningkat dari 0 derajat (keterbatasan signifikan) menjadi 10 derajat. Secara fungsional, subjek menunjukkan peningkatan yang nyata dalam kemampuan menumpu berat badan pada tungkai yang cedera dan pola berjalan yang lebih simetris dan tanpa pincang dibandingkan kondisi awal. Spasme otot pada gastrocnemius juga berkurang secara signifikan, memungkinkan gerakan yang lebih bebas.
Kesimpulan: Penanganan fisioterapi dengan intervensi massage terbukti efektif dalam mengurangi nyeri, meningkatkan rentang gerak sendi, dan mengembalikan kemampuan fungsional pada kasus strain gastrocnemius. Intervensi massage berperan penting dalam memfasilitasi relaksasi otot, mengurangi spasme, meningkatkan sirkulasi, dan mempercepat proses penyembuhan jaringan lunak yang cedera.
Background: Gastrocnemius strain is a common musculoskeletal injury resulting from overstretching or tearing of the gastrocnemius muscle, frequently observed in athletes or individuals engaging in sudden physical activity. This condition causes pain, swelling, muscle spasms, and restricted movement, significantly impacting daily function and activity. Physiotherapy management plays a crucial role in accelerating healing and restoring function. Among various modalities, massage intervention has long been used to reduce pain, relieve muscle spasms, and improve local circulation. This study aims to describe the physiotherapy management of a gastrocnemius strain case, focusing on the effectiveness of massage intervention in reducing pain and enhancing functional ability.
Method: This study employed a descriptive qualitative case study design involving one subject diagnosed with a gastrocnemius strain. The subject received massage interventions (including effleurage, petrissage, friction, and deep transverse friction massage) combined with limited passive and active range-of-motion exercises. The intervention was administered three times per week over a period of four weeks. Parameters observed and measured included pain intensity using the Visual Analogue Scale (VAS), active ankle dorsiflexion range of motion (ROM) measured with a goniometer, and observation of basic functional abilities such as walking and weight-bearing. Measurements were taken before the intervention (Week 0) and after the intervention (Week 4). Data were analyzed descriptively.
Results: The subject showed significant improvement following the intervention. Pain intensity (VAS) decreased from 7 (severe pain) in Week 0 to 2 (mild pain) in Week 4. Active ankle dorsiflexion ROM improved from 0 degrees (severe limitation) to 10 degrees. Functionally, the subject demonstrated noticeable improvements in weight-bearing ability on the injured limb and a more symmetrical, non-limping gait pattern compared to the initial condition. Muscle spasms in the gastrocnemius were also significantly reduced, allowing for freer movement.
Conclusion: Physiotherapy management through massage intervention proved effective in reducing pain, improving joint range of motion, and restoring functional ability in a gastrocnemius strain case. Massage interventions play a vital role in facilitating muscle relaxation, reducing spasms, enhancing circulation, and accelerating the healing process of soft tissue injuries.
Keywords
Fisioterapi, Strain Gastrocnemius, Massage, Nyeri, Rentang Gerak, Fungsi., Physiotherapy, Gastrocnemius Strain, Massage, Pain, Range of Motion, Function.