ANALISA PELANGGARAN ETIKA PROFESI AKUNTANSI STUDI KASUS PT. BANK MAYBANK INDONESIA

Abstract

Accounting professional ethics has a central role in maintaining public trust, especially in the banking sector which relies heavily on integrity, objectivity, and confidentiality of information. However, violations of professional ethics still occur frequently. This research examines the case of the break-in of IDR 22.000.000.000 in customer funds by the branch head of PT Bank Maybank Indonesia in 2020, which is a concrete example of a serious violation of the ethics of the accounting profession. This research uses a qualitative approach with a library research method. Data was obtained from various secondary sources such as news, official reports, and relevant academic literature. The analysis is done descriptively to identify the causal factors and the impact of ethical violations that occur. The results showed that weak internal supervision, lack of understanding of the code of ethics, and work pressure were the main triggers for violations. In response, Maybank Indonesia made various improvements, including the establishment of a Whistleblowing Committee, regular ethics training, and the signing of an Integrity Pact by all employees. 

Etika profesi akuntansi memiliki peran sentral dalam menjaga kepercayaan publik, khususnya di sektor perbankan yang sangat bergantung pada integritas, objektivitas, dan kerahasiaan informasi. Namun, pelanggaran terhadap etika profesi masih kerap terjadi. Penelitian ini mengkaji kasus pembobolan dana nasabah senilai Rp22.000.000.000 oleh oknum kepala cabang PT Bank Maybank Indonesia pada tahun 2020, yang menjadi contoh konkret pelanggaran serius terhadap etika profesi akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research). Data diperoleh dari berbagai sumber sekunder seperti berita, laporan resmi, dan literatur akademik yang relevan. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk mengidentifikasi faktor penyebab dan dampak dari pelanggaran etika yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lemahnya pengawasan internal, kurangnya pemahaman terhadap kode etik, dan tekanan kerja menjadi pemicu utama terjadinya pelanggaran. Sebagai respon, Maybank Indonesia melakukan berbagai perbaikan, termasuk pembentukan Komite Whistleblowing, pelatihan etika secara berkala, serta penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh karyawan.