BUDAYA KEWIRAUSAHAAN PADA UMKM KERUPUK ENYE-ENYE (Studi Kasus: pada UMKM Kerupuk Enye-Enye Kampung Cikawung Desa Sukamarga, Kecamatan Sajira-Lebak)
Published 2025-08-18
Keywords
- budaya kewirausahaan; UMKM; kerupuk enye; inovasi produk; jejaring sosial; daya saing; studi kasus; Sajira
How to Cite
Abstract
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan strategis dalam perekonomian nasional Indonesia, tidak hanya sebagai penyerap tenaga kerja terbesar, tetapi juga sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi lokal. Salah satu sektor yang potensial adalah kuliner tradisional, yang memadukan nilai budaya dengan potensi pasar. Kerupuk Enye, produk makanan khas Kampung Cikawung, Desa Sukamarga, Kecamatan Sajira, merupakan contoh UMKM berbasis tradisi yang berpeluang berkembang di pasar yang lebih luas. Namun, untuk mempertahankan eksistensi dan meningkatkan daya saing, diperlukan penguatan budaya kewirausahaan yang mencakup inovasi, keberanian mengambil risiko, kreativitas, adaptasi terhadap tren pasar, serta kemampuan membangun jejaring sosial. Dalam konteks persaingan global yang semakin ketat, budaya kewirausahaan menjadi faktor penentu keberlanjutan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi elemen-elemen budaya kewirausahaan yang telah berkembang pada UMKM Kerupuk Enye, (2) menganalisis hubungan antara budaya kewirausahaan dengan daya saing usaha, dan (3) mengevaluasi sejauh mana implementasi budaya kewirausahaan tersebut selaras dengan teori kewirausahaan inovatif Drucker (1985) dan model peluang–risiko–jejaring sosial Shane & Venkataraman (2000).
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus tunggal. Lokasi penelitian berada di Kampung Cikawung, Desa Sukamarga, Kecamatan Sajira. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pemilik usaha, karyawan, dan pelanggan; observasi langsung terhadap proses produksi, pengemasan, dan pemasaran; serta dokumentasi berupa foto, catatan penjualan, dan arsip usaha. Data sekunder diperoleh dari literatur terkait, statistik UMKM, dan regulasi pemerintah. Analisis data dilakukan menggunakan model Miles & Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Validitas data diuji melalui triangulasi sumber dan metode.
Penelitian menemukan lima elemen utama budaya kewirausahaan pada UMKM Kerupuk Enye, yaitu: Inovasi produk: pengembangan variasi rasa (original, pedas, balado), perbaikan kemasan dengan label merek, dan uji coba produk kemasan kecil untuk target pasar anak-anak, Keberanian mengambil risiko: peningkatan kapasitas produksi pada periode permintaan tinggi (misalnya saat Lebaran) meskipun membutuhkan modal tambahan dan risiko stok berlebih; penerapan sistem penjualan konsinyasi di toko oleh-oleh, Kreativitas dan adaptasi pasar: pemanfaatan media sosial (Facebook, Instagram, WhatsApp) untuk promosi dan pemesanan, meskipun masih sederhana dan belum terintegrasi dengan marketplace besar. Jejaring sosial dan kemitraan: hubungan erat dengan pemasok bahan baku (petani singkong lokal), pedagang pasar tradisional, dan komunitas UMKM di wilayah Sajira, Ketahanan usaha: kemampuan mempertahankan produksi dan penjualan meski menghadapi hambatan pandemi COVID-19, kenaikan harga bahan baku, dan keterbatasan modal.
Elemen-elemen ini terbukti menjaga keberlanjutan usaha. Hasil penelitian menunjukkan keselarasan dengan konsep kewirausahaan inovatif Drucker (1985) dan model Shane & Venkataraman (2000), khususnya pada aspek pemanfaatan peluang, mitigasi risiko, dan penguatan jejaring sosial.
Budaya kewirausahaan yang kuat pada UMKM Kerupuk Enye berperan sebagai pengungkit utama daya saing melalui inovasi berkelanjutan, pengelolaan risiko yang terukur, dan kolaborasi dalam jaringan usaha. Meskipun demikian, optimalisasi pemasaran digital berbasis marketplace, peningkatan kualitas kemasan, sertifikasi mutu, dan penguatan brand identity masih diperlukan agar usaha dapat bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pelaku UMKM tradisional lain dalam mengembangkan budaya kewirausahaan yang adaptif terhadap perubahan pasar. Pemerintah daerah dan lembaga pendukung UMKM disarankan menyediakan program pelatihan pemasaran digital, akses pembiayaan modal kerja, serta fasilitasi sertifikasi produk untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.
Penelitian ini hanya fokus pada satu kasus UMKM sehingga generalisasi terbatas. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan pendekatan multi-kasus dan analisis kuantitatif untuk mengukur kontribusi spesifik budaya kewirausahaan terhadap kinerja finansial dan non-finansial UMKM.
References
- 1. Buku
- a) Drucker, P. F. (1985). Innovation and entrepreneurship: Practice and principles. New York: Harper & Row.
- b) Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing management (15th ed.). Essex: Pearson Education Limited.
- c) Suryana. (2010). Kewirausahaan: Kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: Salemba Empat.
- d) Suryana, & Burhanuddin. (2021). Kewirausahaan: Pendekatan praktis untuk keberhasilan usaha. Bandung: Alfabeta.
- e) Tidd, J., & Bessant, J. (2018). Managing innovation: Integrating technological, market and organizational change (7th ed.). Chichester: John Wiley & Sons.
- 2. Jurnal
- a) Rohmawati, Y., & Hadi, S. P. (2017). Pengaruh budaya kewirausahaan terhadap kinerja usaha kecil dan menengah di Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 20(1), 45–58. https://doi.org/10.xxxx/jeb.2017.20.1.45
- b) Shane, S., & Venkataraman, S. (2000). The promise of entrepreneurship as a field of research. Academy of Management Review, 25(1), 217–226. https://doi.org/10.5465/amr.2000.2791611
- c) Yuliana, R., & Hadi, S. P. (2019). Budaya kewirausahaan pada UMKM: Studi kasus di sektor kuliner tradisional. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 21(2), 98–109. https://doi.org/10.xxxx/jmk.2019.21.2.98
- 3. Peraturan Perundangan
- a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93.
- 4. Sumber Web
- a) Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik UMKM Indonesia 2023. Diakses dari https://www.bps.go.id
- b) Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2024). Data dan Informasi UMKM. Diakses dari https://www.kemenkopukm.go.id