Koordinasi Dalam Penanganan Stunting di Desa Mokantarak Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana koordinasi dilakukan dalam penanganan stunting di Desa Mokantarak, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk menggambarkan secara objektif proses koordinasi melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Fokus penelitian mengacu pada teori Spradley yang meliputi empat aspek utama, yaitu kesatuan tindakan, komunikasi, pembagian kerja, dan disiplin dalam pelaksanaan program penanganan stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan stunting di Desa Mokantarak melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah desa, puskesmas, pendamping sosial, dan kecamatan yang berperan secara kolaboratif dengan pendekatan berbeda namun saling melengkapi. Kendala yang ditemukan mencakup kurang optimalnya komunikasi, keterbatasan waktu dan fasilitas, serta perlunya penyelarasan tugas antar instansi untuk mencapai kesatuan tindakan. Meskipun demikian, upaya koordinasi terus dilakukan melalui rapat rutin dan media komunikasi lintas sektor. Penelitian ini menegaskan pentingnya disiplin, komunikasi yang efektif, pembagian kerja yang jelas, dan kesatuan tindakan sebagai kunci keberhasilan penanganan stunting secara terkoordinasi di tingkat desa.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Buku:
Anggraeni, A., et al. (2014). Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Dinas Kesehatan.
Atikah, & Laily. (2014). Pendidikan Gizi dan Dampaknya terhadap Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan. Jurnal Kesehatan, 15(2), 45-53.
Bloem, M. W. (2013). Penyebab dan Dampak Stunting. Jurnal Gizi dan Kesehatan, 17(4), 200-210.
Burhanuddin Arifan. (2011). Pemanfaatan Ikan Lemuru dalam Program Peningkatan Gizi. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 8(1), 55-60.
Dinas Kesehatan. (2012). Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS): Pedoman Program PMT-AS.
Handoko, T. H. (2016). Manajemen: Proses, Struktur, dan Perilaku. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, M. S. P. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hizni, et al. (2010). Pengaruh Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan dan Kesehatan Anak. Jurnal Pendidikan dan Kesehatan, 22(3), 78-85.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pedoman Penanganan Stunting dan Gizi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Koordinator BPMP. (2015). Koordinasi dalam Pelaksanaan Kebijakan Publik. Jakarta: Kementerian Koordinator BPMP.
Milles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
Nasution, S. (1988). Metodologi Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito.
Rukmanayanti, N. (2014). Koordinasi dalam Organisasi: Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.
Spradley, J. P. (1979). The Ethnographic Interview. New York: Holt, Rinehart & Winston.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Jurnal:
Maria Erna. (2022). Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Baumata. Jurnal Penelitian Kesehatan, 25(1), 120-130.
Mohammad Farhan & Ida Widia Ningsih. (2022). Koordinasi dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Semarang. Jurnal Administrasi Publik, 30(2), 100-115.
Rukmanayanti. (2014). Koordinasi dalam Organisasi: Konsep dan Implementasi. Jurnal Manajemen Organisasi, 20(4), 45-60.
Sulistyowati, N. dalam Arif, M. (2015). Unsur-Unsur Koordinasi dalam Organisasi. Jurnal Administrasi, 28(3), 15-25.
Theresa Alfionita Julia Nembot. (2023). Koordinasi Pemerintah dalam Pelaksanaan Timbang Stunting di Kota Kupang. Jurnal Kebijakan Kesehatan, 32(1), 75-90.
Welimince Ina Lobo, Anna Henny Talahatu, & Rut Rosina Riwu. (2019). Faktor Penentu Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Alak Kota Kupang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 18(1), 45-60.
Laporan dan Data Report:
Asian Development Bank. (2022). Prevalence of Stunting Among Children Under 5 Years of Age in Indonesia. [Data Report].
Development Initiatives. (2018). Global Nutrition Report 2018. [Data Report]. https://globalnutritionreport.org/reports/global-nutrition-report-2018/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Angka Kecukupan Gizi (AKG) Berdasarkan Umur. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses dari website resmi Kementerian Kesehatan.
Pemerintah Republik Indonesia. (2024). Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.
Kementerian Keuangan & Kementerian PPN. (2019). Laporan Evaluasi Program Penanganan Stunting. Jakarta: Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN.
Kementerian Kesehatan. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. [Data Report]. https://www.kemkes.go.id
Puskesmas Oka Larantuka. (2023). Data Stunting Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur. [Internal Report].
Badan Pusat Statistik. (2021-2023). Data Stunting di Kota dan Kabupaten Provinsi Nusa Tenggara Timur. [Data Report].
UNICEF. (1998). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Anak. UNICEF Reports.
UNICEF. (2007). Asupan Protein dan Stunting: Hubungan dan Dampak. Jurnal Gizi Anak, 21(2), 85-90.
World Health Organization. (2020). Global Nutrition Report 2020. [Data Report]. https://www.who.int/nutrition/publications/global-nutrition-report-2020
Word Health Organization (WHO).& Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia. (2018).Dampak Stunting pada Kesehatan. WHO Reports.