Implementasi Program Pencegahan Dan Intervensi Stunting Di Desa Paya Benua (Analisis Struktural Fungsional Talcott Parsons Terhadap Penanganan Stunting)
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini menganalisis terkait implementasi program pencegahan dan intervensi stunting di Desa Paya Benua. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana Implementasi program pencegahan dan intervensi stunting di Desa Paya Benua. Terkait analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian maka teori struktural fungsional Talcott Parsons yaitu AGIL digunakan sebagai pisau analitik dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut penentuan informan penting untuk dilakukan sehingga mampu mendapatkan data dan informasi yang sesuai, oleh karena itu teknik purposive sampling digunakan dalam penelitian ini dengan terlebih dahulu menentukan kriteria informan. Adapun kriteria informan yaitu Kader pembangunan manusia (KPM), pemerintah desa, kader pencegahan stunting, dan keluarga anak stunting. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sehingga Penelitian ini menghasilkan : Bentuk adaptasi yang dilakukan oleh pihak yang terlibat dalam proses implementasi program berupa adanya pembentukan kader pencegahan stunting dan kader pembangunan manusia, pelatihan mengenai pencegahan stunting, dan sosialisasi mengenai stunting. Dalam upaya pencapaian tujuan implementasi program terdapat strategi seperti memodifikasi tampilan menu makan siang anak stunting dan strategi peningkatan pengetahuan keluarga anak stunting mengenai pencegahan stunting dengan datang kerumah secara langsung. Namun dalam proses pencapaian tujuan terjadi permasalahan ketergantungan keluarga anak stunting terhadap program pemerintah. Bentuk ketergantungan ini berupa pola pemberian makanan yang tidak teratur jika tidak diawasi KPM. Adanya permasalahan ini menyebabkan KPM melakukan pengintegrasian terhadap keluarga anak stunting. Bentuk pengintegrasian berupa adanya koordinasi yang dilakukan KPM dan keluarga anak stunting untuk memberikan pemahaman agar keluarga anak stunting tidak bergantung pada program pemerintah. Adanya permasalahan dalam pencapaian tujuan menyebabkan adanya pengintegrasian terhadap keluarga anak stunting. Proses integrasi membentuk pola pemeliharaan berupa adanya sosialisasi.
Kata Kunci: Pencegahan dan Intervensi Stunting; Desa Paya Benua
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Husada, S., & Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya Stunting Problems and Prevention. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 225-229.
Kemenkes. (2022). Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia. SSGI, 1-7.
Kemenko, P. (2022). Komitmen Pemerintah Percepat Penurunan Angka Stunting. KEMENKO PMK.
Kementerian , P. (2018). Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota. Rencana Aksi Nasional Dalam Rangka Penurunan Stunting:Rembuk Stunting, 1-51.
Khairan. (2020). Situasi Stunting Indonesia. Jendela Data Dan Informasi Kesehatan, 1-34.
Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi Modern (7th ed.). PRENADA MEDIA GROUP.
Turama, A. R. (2016). Formulasi Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons. Pengaruh Penggunaan Pasta Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Untuk Substitusi Tepung Terigu Dengan Penambahan Angkak Dalam Pembuatan Mie Kering. Jurnal Tentang Zonasi, 165-175.