PENYELESAIAN KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI PENDEKATAN KEADILAN RESTORATIFDI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT SANGGAU KALIMANTAN BARAT

Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penerapan Restorative Justice (RJ) dalam penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Sanggau, Kalimantan Barat. Pendekatan ini dianggap sebagai solusi alternatif yang lebih humanis dan partisipatif dibandingkan mekanisme peradilan pidana formal. Melalui metode penelitian hukum empiris dan pendekatan kualitatif, studi ini menemukan bahwa penyelesaian perkara melalui RJ, baik berbasis musyawarah kekeluargaan maupun forum adat, mampu mempercepat proses penyelesaian konflik, memulihkan hubungan sosial, dan mengurangi beban psikologis serta ekonomi bagi pelaku dan korban. Meskipun demikian, implementasi RJ dihadapkan pada beberapa kendala seperti keterbatasan regulasi, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap konsep RJ, ketidaksiapan aparat penegak hukum, serta belum adanya standar kompensasi yang jelas. Studi ini menekankan pentingnya reformulasi regulasi, peningkatan kapasitas aparat, dan integrasi nilai hukum adat agar pelaksanaan RJ berjalan efektif dan memberikan rasa keadilan yang substantif. Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan kebijakan hukum yang adaptif terhadap sistem hukum majemuk di Indonesia.

Kata Kunci: Restorative Justice, kecelakaan lalu lintas, hukum adat, keadilan, Polres Sanggau

Abstract

This study aims to examine the effectiveness of Restorative Justice (RJ) in resolving traffic accident cases under the jurisdiction of Sanggau Police Resort, West Kalimantan. The RJ approach is considered a more humane and participatory alternative compared to the formal criminal justice system. Using an empirical legal research method with a qualitative approach, this study reveals that conflict resolution through RJ, either via family consensus or traditional forums, can accelerate the settlement process, restore social harmony, and reduce psychological and economic burdens on both offenders and victims. However, the implementation of RJ faces several challenges, such as limited regulatory frameworks, low public awareness of RJ principles, lack of preparedness among law enforcement officers, and the absence of standardized compensation mechanisms. The study emphasizes the need for regulatory reformulation, capacity building for law enforcement, and integration of customary law values to ensure effective RJ implementation that delivers substantive justice. This research contributes to the development of legal policies that are adaptive to Indonesia’s plural legal system.

Keywords: Restorative Justice, traffic accidents, customary law, justice, Sanggau Police Resort