PRAKTIK PEMBEBANAN BIAYA TAMBAHAN PADA KREDIT MACET OLEH BANK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA DAN PELINDUNGAN KONSUMEN
- Authors
-
-
Bagas Arya Jatmika
Universitas PadjadjaranAuthor -
Etty Mulyati
Universitas PadjadjaranAuthor -
Agus Suwandono
Universitas PadjadjaranAuthor
-
- Keywords:
- Kredit Macet, Nasabah Debitur, Perbankan, Pelindungan Konsumen , Non-Performing Loan, Debtor Costomer, Banking, Consumer Protection
- Abstract
-
Pembebanan biaya tambahan terhadap nasabah debitur yang mengalami kredit macet merupakan praktik yang berisiko melanggar ketentuan hukum perdata dan prinsip pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan. Meskipun bank memiliki hak menuntut ganti rugi atas kerugian akibat wanprestasi debitur, hak tersebut dibatasi oleh Pasal 1246 dan 1247 KUHPerdata yang menekankan bahwa kerugian haruslah timbul langsung dan dapat diduga saat perjanjian dibuat. Praktik pembebanan biaya tambahan tanpa dasar yang jelas juga bertentangan dengan prinsip keterbukaan, keadilan, dan kepatuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) serta Pasal 62 ayat (1) POJK Nomor 22 Tahun 2023 tentang Pelindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi untuk menganalisis keabsahan pembebanan biaya tambahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan bank tersebut tidak hanya bertentangan dengan ketentuan KUHPerdata dan POJK, tetapi juga berpotensi merugikan nasabah debitur secara sepihak. Nasabah debitur dalam hal ini memiliki hak untuk memperoleh pelindungan hukum baik secara preventif maupun represif, termasuk melalui mekanisme penyelesaian sengketa di OJK, LAPS-SJK, atau melalui gugatan pengadilan.
The imposition of additional charges on debtor customers experiencing non-performing loans constitutes a practice that risks violating civil law provisions and consumer protection principles in the financial services sector. Although banks have the right to claim compensation for losses resulting from the debtor's breach of contract, this right is limited by Articles 1246 and 1247 of the Indonesian Civil Code, which emphasize that damages must arise directly and be foreseeable at the time the agreement was made. The practice of imposing additional charges without a clear legal basis also contradicts the principles of transparency, fairness, and compliance as stipulated in Article 3 paragraph (2) and Article 62 paragraph (1) of Financial Services Authority Regulation (POJK) Number 22 of 2023 concerning Consumer and Community Protection in the Financial Services Sector. This research employs a normative juridical method with a statutory and jurisprudential approach to analyze the legality of such impositions. The results of the study indicate that the bank’s actions not only contradict the provisions of the Civil Code and the POJK, but also potentially harm debtor customers unilaterally. In this regard, debtor customers are entitled to legal protection both preventively and repressively, including through dispute resolution mechanisms via the Financial Services Authority (OJK), the Financial Services Sector Alternative Dispute Resolution Institution (LAPS-SJK), or through court litigation.
- Downloads
- Published
- 2025-06-20
- Section
- Articles
How to Cite
Similar Articles
- Maulidya Khoirunnisa, KEPATUHAN BANK SYARIAH TERHADAP FATWA DSN – MUI DAN REGULASI OJK , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 13 No. 12 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Daniella Sitanggang, Divany Harbina Emzilena Kaban, PERAN ICRC SEBAGAI SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 6 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- M. Ilham Kurniawan, Prigel Aditama, Chichi Savitri, Annisa Tri Anggita, Pipi Susanti, MENGGAGAS CONSTITUTIONAL COMPLAINT SEBAGAI KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNTUK MEMPERKUAT HAK-HAK KONSTITUSIONAL , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 15 No. 10 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Rizka Erlyani, Handar Subhandi Bakhtiar, Muthia Sakti, A COMPARATIVE ANALYSIS OF DIGITAL HEALTH PLATFORM FOR TELEMEDICINE IN INDONESIA AND MALAYSIA: LEGAL CHALLENGES AND POLICY IMPLICATIONS , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 7 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Fikri Haikal, Henny Nuraeny, J. Jopie Gilalo, KEBIJAKAN HUKUM TERHADAP ANAK PENGGUNA NARKOTIKA DIKAJI DALAM UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA (STUDI KASUS DI WILAYAH POLRESTA BOGOR KOTA) , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 15 No. 2 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Aditya Raffi Noval Pratama, Akhfa Kamilla Sulaeman, Saffira Aulia, Samuel Rainhard Lumban Gaol, Muthia Sakti, ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK KEGAGALAN STRUKTUR WAHANA AIR:(Kasus Kolam Renang Kenjeran Park Surabaya) , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 1 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Zahiratun Nisa’ M.A, Rahmatul Hidayati, PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM HUBUNGAN REMAJA , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 15 No. 1 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Mohammad Genta Bimasena, Muhammad Raihan Himawan, PENYELESAIAN SENGKETA PELANGGARAN RAHASIA DAGANG OLEH MANTAN KARYAWAN DALAM KASUS PT GENERAL FOOD INDUSTRIES (GFIB) , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 1 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Ester Joytry Ritiau, Baidhowi Baidhowi, DINAMIKA HUKUM EKONOMI SYARIAH DI ERA GLOBALISASI , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 13 No. 5 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
- Mariatul Khiftiyah, Nadia Septi Pramesti, TANGGUNG JAWAB HUKUM ANAK DALAM KASUS PENCURIAN , Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan: Vol. 14 No. 9 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
You may also start an advanced similarity search for this article.