BULLYING TERHADAP SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN INTERVENSI YANG DAPAT DILAKUKAN
Main Article Content
Abstract
Every citizen should get a quality education without exception, including children with special needs. Therefore, an education system that is not discriminatory towards children with special needs is needed in the form of inclusive education. However, the reality of implementing inclusive education is far from expectations, especially when discussing the sense of security of children with special needs when carrying out social interactions. It is because many cases of bullying occur to students with special needs (SBK), and most perpetrators are regular children. This research was aimed to ascertain the various forms of bullying experienced by students with special needs (SBK) in inclusive schools and multiple interventions that could be used to avoid and reduce bullying behaviour by regular students. The research method used is qualitative with a literature review approach. The study found that SBK's bullying varied from ridicule to physical contacts, such as being pushed and beaten. Interventions with preventive purposes can be carried out through the Peduli Sayangi Psychoeducation program, the child protection program, and the SERASI program. Then, interventions with curative goals can be carried out through the group counselling model using the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach and the Empathy Character Building program.
Seluruh rakyat Indonesia berhak untuk menempuh pendidikan yang berkualitas tanpa terkecuali termasuk anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Oleh karena itu, diperlukannya sistem pendidikan yang tidak diskriminatif terhadap anak berkebutuhan khusus dalam bentuk pendidikan inklusi. Akan tetapi, realita pelaksanaan pendidikan inklusi jauh dari harapan terutama ketika membicarakan mengenai rasa aman ABK ketika melakukan interaksi sosial. Hal ini dikarenakan banyaknya kasus bullying yang terjadi kepada siswa berkebutuhan khusus (SBK) dan pelakunya kebanyakan adalah anak reguler. Penelitian ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai bentuk bullying yang dialami oleh siswa berkebutuhan khusus (SBK) di sekolah inklusi serta berbagai intervensi yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah dan menurunkan perilaku bullying oleh siswa regular. Metode penelitian yang dimanfaatkan yakni metode penelitian kualitatif dengan pendekatan tinjauan pustaka. Hasil penelitian menemukan bahwa perundungan yang diterima SBK bervariasi mulai dari ejekan hingga kontak fisik seperti didorong dan dipukul. Intervensi dengan tujuan preventif dapat diselenggarakan melalui program Psikoedukasi Peduli Sayangi, program perlindungan anak, dan program SERASI. Kemudian, intervensi yang tujuannya kuratif dapat dilaksanakan melalui model konseling kelompok melalui Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach dan juga melalui program Empathy Character Building.