THE USE OF POLITENESS STRATEGIES IN INSTAGRAM COMMENTS ON THE "LAMBE TURAH" ACCOUNT AS A FORM OF COMMUNICATION ETHICS
Main Article Content
Abstract
This study aims to examine the use of polite language and communication ethics in comments written by Instagram users on the Lambe Turah account, one of the most popular celebrity gossip accounts in Indonesia. Although this account often displays sensational and controversial content, there are still some users who demonstrate polite and ethical language behavior. The research method used a qualitative approach with discourse analysis of comments on five posts with the most comments. This was combined with Brown and Levinson's (1987) Politeness Theory, which examines how individuals maintain politeness and deal with potential threats to their self-image (face) in communication. Although the concept of face in Brown and Levinson's (1987) theory is not entirely identical to politeness in cultural norms, the linguistic strategies used to maintain face can reflect the level of politeness in communication. Therefore, this theory remains relevant for analyzing communication practices and language ethics in the Lambe Turah account. The data used in this study consisted of comments taken from five posts with the most comments, which were then analyzed to identify positive or negative politeness strategies used by commentators. The results showed that some comments appeared to use structurally positive language, but pragmatically, many of them contained sharp criticism, sarcasm, or moral judgments that could threaten the face or self-image of others. These findings emphasize the importance of communication ethics literacy in digital spaces, as the use of seemingly polite language does not always reflect polite intentions but can instead serve as a hidden threat to the social face of the recipient.
Keywords: polite language, communication ethics, Instagram, Lambe Turah, netizen comments, social media
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan bahasa santun dan etika berkomunikasi dalam komentar-komentar yang ditulis oleh pengguna Instagram pada akun Lambe Turah, salah satu akun gosip selebritas paling populer di Indonesia. Meskipun akun ini kerap menampilkan konten yang bersifat sensasional dan kontroversial, terdapat beberapa pengguna yang tetap menunjukkan perilaku berbahasa yang sopan dan etis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis wacana terhadap komentar-komentar pada lima unggahan yang memiliki komentar terbanyak.Dipadukan dengan Teori Kesantunan menurut Brown and Levinson (1987), yang mengkaji bagaimana individu menjaga kesantunan dan menghadapi potensi ancaman terhadap citra diri (face) dalam komunikasi. Meskipun konsep face dalam teori Brown dan Levinson (1987) tidak sepenuhnya identik dengan kesantunan dalam norma budaya, strategi kebahasaan yang digunakan untuk menjaga face dapat merefleksikan tingkat kesantunan dalam komunikasi. Oleh karena itu, teori ini tetap relevan untuk menganalisis praktik komunikasi dan etika berbahasa dalam akun Lambe Turah. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa komentar-komentar yang diambil dari lima unggahan dengan komentar terbanyak, yang kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi strategi kesantunan positif atau negatif yang digunakan oleh para komentator. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa komentar tampak menggunakan bentuk bahasa yang secara struktur positif, namun secara pragmatik banyak di antaranya yang justru mengandung kritik tajam, sindiran, atau penilaian moral yang dapat mengancam face atau citra diri orang lain. Temuan ini menegaskan pentingnya literasi etika komunikasi di ruang digital, karena penggunaan kata-kata yang tampak halus tidak selalu mencerminkan intensi santun, melainkan bisa menjadi bentuk ancaman yang tersembunyi terhadap wajah sosial penerima.
Kata kunci: bahasa santun, etika komunikasi, Instagram, Lambe Turah, komentar netizen, media sosia