PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERATUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI : LITERATURE REVIEW
Main Article Content
Abstract
Hipertensi menjadi masalah kesehatan global yang semakin mendesak, dengan lebih dari 972 juta orang terdiagnosis. Diperkirakan, angka ini akan melonjak menjadi 29,2% pada tahun 2025. Di Indonesia, sekitar 31,7% penduduk menderita hipertensi. Penyakit ini dikenal sebagai "pembunuh senyap" karena sering tanpa gejala hingga menimbulkan komplikasi serius seperti stroke atau gagal ginjal. Pada lansia, hipertensi sering muncul akibat minimnya edukasi kesehatan berkelanjutan, keterbatasan akses layanan geriatri, dan gaya hidup yang kurang sehat. Faktor seperti aktivitas fisik rendah, pola makan tidak seimbang, kurang tidur, dan kebiasaan merokok juga memberikan kontribusi besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak aktivitas fisik rutin terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi, melalui studi pustaka. Data diambil dari artikel ilmiah yang diterbitkan antara 2020 hingga 2025, diakses melalui Google Scholar dan Semantic Scholar dengan kata kunci seperti "hipertensi", "lansia", "aktivitas fisik", "tekanan darah", dan "gaya hidup". Sebanyak 30 artikel telah dianalisis secara mendalam secara kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti berjalan kaki dan senam khusus lansia, mampu memberikan penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik maupun diastolik. Beberapa penelitian eksperimental membuktikan hubungan sebab-akibat antara aktivitas fisik dan penurunan tekanan darah. Selain menstabilkan tekanan darah, aktivitas fisik juga membantu meningkatkan kualitas hidup lansia, baik secara fisik maupun mental. Dengan demikian, aktivitas fisik dapat direkomendasikan sebagai intervensi nonfarmakologis yang efektif untuk mengatasi hipertensi pada lansia.