ANALISIS EKONOMI LINGKUNGAN DAN KEBERLANJUTAN TERHADAP DISKURSUS OPINI PUBLIK DENGAN METODE NETNOGRAFI PADA ISU DEFORESTASI DARI POSTINGAN INSTAGRAM @BLOOMBERGTECHNO

Main Article Content

PUTRI SARAH OLIVIA, S.E., M.M.
DWI WINARNO, S.E., MBA.
MUTIARA WIDYA PERTIWI

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis opini publik terhadap kebijakan deforestasi yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui platform media sosial Instagram, khususnya pada akun @bloombergtechnoz. Pendekatan yang digunakan adalah metode netnografi sebagai adaptasi etnografi dalam ruang digital, dan dianalisis menggunakan perspektif ekonomi lingkungan dan keberlanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini publik terbagi dalam dua faktor utama, yaitu governance (tata kelola) sebesar 47% dan sustainability (keberlanjutan) sebesar 53%. Kritik publik mencerminkan kekhawatiran terhadap hilangnya keanekaragaman hayati, peningkatan emisi karbon, degradasi ekosistem, serta ketidakpercayaan terhadap tata kelola dan motif politik pemerintah. Temuan ini menegaskan pentingnya tata kelola yang transparan dan kebijakan berbasis ekologi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan serta perlunya integrasi antara tujuan ekonomi dan konservasi lingkungan.


Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section

Articles

How to Cite

ANALISIS EKONOMI LINGKUNGAN DAN KEBERLANJUTAN TERHADAP DISKURSUS OPINI PUBLIK DENGAN METODE NETNOGRAFI PADA ISU DEFORESTASI DARI POSTINGAN INSTAGRAM @BLOOMBERGTECHNO. (2025). Musytari : Jurnal Manajemen, Akuntansi, Dan Ekonomi, 22(6), 51-60. https://doi.org/10.2324/f0nrpy82

References

1)Acemoglu, D., & Robinson, J. A. (2012). Why nations fail: The origins of power, prosperity, and poverty. New York: Crown Business.

2)Albareda, L., & Sison, A. J. G. (2020). Commons organizing: Embedding common good and institutions for collective action. Insights from ethics and economics. Journal of Business Ethics, 166, 727–743.

3)Ansar, S. S. A., Rahmawati, A., & Arrahman, R. D. (2024). Peninjauan bencana alam akibat deforestasi hutan dan tantangan penegakkan hukum mengenai kebijakan penebangan hutan berskala besar di Indonesia. Indonesian Journal of Law and Justice, 1(4), 1–11.

4)Anshari, M., & Permata, C. (2024). Deforestasi hutan lindung dalam proyek strategis nasional food estate perspektif maqashid syariah. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 18(3), 2031–2047.

5)Armayani, R., Lubis, K. H., & Sari, N. (2022). Hubungan antara ekonomi dengan lingkungan hidup: Suatu kajian literatur. SINOMIKA Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Ekonomi dan Akuntansi, 1(2), 175–182.

6)Arshad, Z., Robaina, M., Shahbaz, M., & Veloso, A. B. (2020). The effects of deforestation and urbanization on sustainable growth in Asian countries. Environmental Science and Pollution Research, 27(9), 10065–10075.

7)Ayu, K. P. (2021). Ekspansi perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah: Mekanisme politik di balik kerusakan ekologi. Jurnal Sosiologi, 4(2), 61–71.

8)Baumol, W. J., & Oates, W. E. (1988). The theory of environmental policy (2nd ed.). Cambridge: Cambridge University Press.

9)Bennett, W. L., & Segerberg, A. (2012). The logic of connective action: Digital media and the personalization of contentious politics. Information, Communication & Society, 15(5), 739-768.

10)Berlianty, T., & Meiliana, T. (2023). Potensi deforestasi di Pulau Kalimantan: Pro dan kontra migrasi. Jurnal Pemerintahan dan Politik, 5(2), 279–290.

11)Bloombergtechnoz. (2025). Pemerintah berencana mengubah 20 juta hektare hutan di Indonesia…. Instagram. https://www.instagram.com/p/DEWh6GMy5vE/

12)Blumer, H. (1948). Public opinion and the sociology of knowledge. Social Forces, 26(3), 22-32.

13)Bullard, R. D. (1990). Dumping in Dixie: Race, class, and environmental quality. Boulder: Westview Press.

14)Crespi, I. (1997). Public opinion, polls, and democracy. Westview Press. Boulder, CO.

15)Curtis, P. G., Slay, C. M., Harris, N. L., Tyukavina, A., & Hansen, M. C. (2018). Classifying drivers of global forest loss. Science, 361(6407), 1108–1113

16)Dalla-Nora, E. L., de Aguiar, A. P. D., Lapola, D. M., & Woltjer, G. (2014). Why have land use change models for the Amazon failed to capture the amount of deforestation over the last decade? Land Use Policy, 39, 403–411.

17)Daly, H. E., & Farley, J. (2011). Ecological economics: Principles and applications (2nd ed.). Washington, DC: Island Press.

18)Danhas, Y., & Muchtar, B. (2021). Ekonomi lingkungan. Sleman: Deepublish.

19)Dewi, R. U. I., Zuhaiery, A., Sa'diyah, N. H., Rizqiya, T. F., & Nurpratiwi, H. (2023). Harmonisasi masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi deforestasi di selatan Tulungagung. Dewantara: Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, 2(2), 149–157.

20)Dryzek, J. S. (1997). The politics of the Earth: Environmental discourses. Oxford: Oxford University Press.

21)Fadhli, A., Yulianita, N., & Chaerowati, D. L. (2024). Netnografi budaya digital dari media sosial manual Brew Community. PIKMA, 7(1), 86–104.

22)Fauzi, A. (2006). Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

23)Forest Digest. (2023). Apakah hutan itu barang publik? Forest Digest. https://www.forestdigest.com/detail/2468/hutan-barang-publik

24)Gamatara, M. P. J., & Kusumawardani, D. (2024). Pengaruh deforestasi terhadap emisi CO2 pada negara beriklim tropis di Benua Asia. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi), 8(2), 1239–1256.

25)Giddens, A. (2009). The politics of climate change. Cambridge: Polity Press.

26)Global Forest Watch (GFW). (2024). Indonesia primary forest loss 2002-2023. Retrieved from

https://www.globalforestwatch.org/dashboards/country/IDN/?lang=id

27)Glynn, C. J., Herbst, S., O’Keefe, G. J., & Shapiro, R. Y. (1999). Public opinion

(2nd ed.). Westview Press: Boulder, CO.

28)Grossman, G. M., & Krueger, A. B. (1991). Environmental impacts of a North American free trade agreement. The National Bureau of Economic Research, Working Paper No. 3914.

29)Guha, R. (1989). The unquiet woods: Ecological change and peasant resistance in the Himalaya. Berkeley: University of California Press.

30)Gultom, J. E. I., & Mumbunan, M. T. (2023). Determinan deforestasi di Indonesia. Tri Panji – Liberal Arts Journal, 2(1), 48–61.

31)Hadiyan, Y., Yuliah, Y., & Pambudi, H. (2017). Memahami dan membangun pendekatan penyelesaian deforestasi dan degradasi hutan di Region Sumatera dan Kalimantan. Proceeding Biology Education Conference, 14(1), 166–169.

32)Handalani, R. T. (2019). Determinan deforestasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara periode 2008–2015. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 15(1), 1– 19.

33)Hardin, G. (1968). The tragedy of the commons. Science, 162(3859), 1243–1248.

34)Hegger, D. L. T., Runhaar, H. A. C., Van Laerhoven, F., & Driessen, P. P. J. (2020). Towards explanations for stability and change in modes of environmental governance: A systematic approach with illustrations from the Netherlands. Earth System Governance, 3, 100048.

35)Hidayat, A. (2023). Analisis konsentrasi, efisiensi teknis dan daya saing industri minyak kelapa sawit mentah/crude palm oil (Isic 10432) Indonesia (Disertasi,

Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya). Universitas Sriwijaya.

36)Hine, C. (2001). Virtual ethnography. London: Sage Publications Ltd.

37)Hutabarat, G. F. I. (2022). Kajian green politic theory dalam upaya menangani deforestasi Papua terkait aktivitas ekspansi. Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, 7(2), 59–76.

38)Karsiyati, ., & Setiaji, C. A. (2023). Tragedy of the commons di kawasan geopark: Faktor penyebab dan solusi. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 25(1), 160–170.

39)Kawengian, G. P. (2019). Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. Lex Et Societatis, VII(5), 55–62.

40)Kompas. (2025). Menhut Raja Juli Antoni ungkap rencana 20 juta hektar jadi lahan pangan dan energi. Kompas TV. https://www.kompas.tv/nasional/564469/menhut-raja-juli-antoni-ungkap- rencana-20-juta-hektar-jadi-lahan-pangan-dan-energi

41)Kozinets, R. V. (2010). Netnography: Doing ethnographic research online. Singapore: Sage.

42)Krueger, A. O. (1974). The political economy of the rent-seeking society. American Economic Review, 64(3), 291–303.

43)Leopold, A. (1949). A sand county almanac: With other essays on conservation from round river. Oxford: Oxford University Press.

44)Lippmann, W. (1922). Public opinion. Harcourt Brace.

45)Machmud, M., Fikri, A., Tamara, D., Afandi, F. A., Tarigan, N. P., Heriyati, P., & Santosa, W. (2022). Keberlanjutan dalam perspektif bisnis dan inklusifitas. Surabaya: Scopindo Media Utama.

46)Margono, B. A., Potapov, P. V., Turubanova, S., Stolle, F., & Hansen, M. C. (2014). Primary forest cover loss in Indonesia over 2000–2012. Nature Climate Change, 4(June), 1–6.

47)Markham, A. (2005). The methods, politics, and ethics of representation in online ethnography. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.), The Sage handbook of qualitative research (3rd ed., pp. 793–820). Sage Publications.

48)Mayasari, Z. M., Fadilah, ., Reflis, ., Utama, S. P., & Ramdhon, M. (2024). Valuasi ekonomi nilai jasa hutan: Sebuah literature review. INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi, 3(1), 109–117.

49)McQuail, D. (2010). McQuail's mass communication theory (6th ed.). SAGE Publications.

50)Mukti, A. (2024). Analisis deforestasi dan perubahan tutupan lahan di Kabupaten Bogor: Implikasi bagi konservasi hutan dan pengelolaan sumber daya alam. Peatland Agriculture and Climate Change Journal, 1(1), 24–34.

51)Mulyadi, M., Lestari, T. R. P., Alawiyah, F., Wahyuni, D., Astri, H., Martiany, D., Rivani, E., & Qodriyatun, S. N. (2015). Pembangunan berkelanjutan: Dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Jakarta: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI.

52)Muntu, S. A. J., Tangkudung, J. P. M., & Lotulung, L. J. H. (2021). Studi netnografi pada media sosial Instagram. Acta Diurna Komunikasi, 3(4).

53)Mutolib, A., Yonariza, & Rahmat, A. (2019). Faktor penarik dan pendorong deforestasi hutan di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat. Journal of Tropical Upland Resources, 1(1), 161–170.

54)Mutolib, A., Yonariza, & Rahmat, A. (2019). Faktor penarik dan pendorong deforestasi hutan di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat. Journal of Tropical Upland Resources, 1(1), 161–170.

55)Mutolib, A., Yonariza, Mahdi, & Ismono, H. (2017). Forest ownership conflict between a local community and the state: A case study in Dharmasraya, Indonesia. Journal of Tropical Forest Science, 29(2), 163–171.

56)Nikensari, S. I., Destilawati, S., & Nurjanah, S. (2019). Studi environmental Kuznets curve di Asia: Sebelum dan setelah millennium development goals. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 27(2), 11–25.

57)Ningrum, D. A., Desfandi, M., & Ruliani, R. (2022). Identifikasi perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian di Desa Paya Dedep Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Pendidikan Geosfer, 7(2), 168–179.

58)Noelle-Neumann, E. (1984). The spiral of silence: Public opinion, our social skin. University of Chicago Press.

59)Nono, E. A. L. (2024). Kajian peranan ekonomi lingkungan dalam pembangunan nasional. Jurnal Ilmu Pertanian Tropis (JIPT), 1(1), 24-28.

60)Nugroho, S. S., Erwin, Y., & Rohayu, R. H. (2019). Hukum sumber daya alam: Perspektif keadilan inter-antar generasi. Kartosuro: Penerbit Taujih.

61)Nur, M. S., & Husen, A. (2022). Good environmental governance dan pembangunan berkelanjutan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, 11(1), 35–49.

62)Nurfatriani, F. (2006). Konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 3(1), 1–16.

63)Nurhaliza, W. O. S. (2024). Studi netnografi penggunaan media sosial untuk bisnis pada akun Instagram @Jilbrave.Official. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO, 9(2), 350–363.

64)Ostrom, E. (1990). Governing the commons: The evolution of institutions for collective action. Cambridge: Cambridge University Press.

65)Pasai, M. (2020). Dampak kebakaran hutan dan penegakan hukum. Jurnal Pahlawan, 3(1), 36–46.

66)Pearce, D. W., & Turner, R. K. (1990). Economics of natural resources and the environment. New York: Harvester Wheatsheaf.

67)Pearce, D. W., & Turner, R. K. (1990). Economics of natural resources and the environment. Hemel Hempstead: Harvester Wheatsheaf.

68)Price, V. (1992). Public opinion, elections, and democracy. In Annual review of political science (Vol. 5, pp. 123-150). Annual Reviews.

69)Purwanto, E., & Ihalauw, J. J. O. (2017). Bisikan dari balik layar: Netnografi strategi bisnis berorientasi pasar. Journal of Business & Applied Management, 9(2), 220–233.

70)Rahma, N. E., Rositah, E., Pramono, D. A., Widyasasi, D., & Fariyanti, F. (2020). Valuasi jasa ekosistem hutan tropis di Kalimantan Timur dengan metode benefit transfer. Buletin LOUPE, 16(1), 27–34.

71)Rahman, A., & Zahra, S. (2021). Analisis penyebab, dampak, serta upaya pengurangan deforestasi hutan di Indonesia. Dewantara: Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, 2(2), 149–157.

72)Raihan, Y. D., K.D, A. K., & M., H. B. (2024). Kebijakan pemerintah terkait upaya implementasi kajian Amdal guna mewujudkan IKN berdasar sustainable development. Kultura: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 2(8), 284–299

73)Ramadhany, N. (2023). Laju deforestasi hutan akibat aktivitas pertambangan di Provinsi Kalimantan Timur. Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan, 7(1), 10–19.

74)Ricardo, D. (1817). On the principles of political economy and taxation. London: John Murray.

75)Rinaldi, A. R., Mutiarin, D., & Damanik, J. (2021). Analisis netnografi sentimen pengguna Twitter terhadap pembukaan kembali pariwisata di tengah pandemi Covid-19. Pariwisata Budaya, 28–36.

76)Rusnaedy, Z., & Khaerah, N. (2021). Mengapa negara gagal – Awal mula kekuasaan, kemakmuran dan kemiskinan. Jurnal Aristo (Social, Politic, Humaniora), 9(2), 412–419.

77)Sabrina, G. R., & Vera, N. (2023). Komentar positif netizen terhadap film 'Like & Share' (studi netnografi akun Instagram @Filmlikeandsahre). Innovative: Journal of Social Science Research, 3(5), 7008–7018.

78)Sahid, H. H. (2023). Opini publik tragedi Kanjuruhan: Studi netnografi pada kolom komentar video YouTube tragedi Kanjuruhan. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO, 8(2), 140–158.

79)Seydewitz, T., Pradhan, P., Landholm, D. M., & Kropp, J. P. (2023). Deforestation drivers across the tropics and their impacts on carbon stocks and ecosystem services. Anthropocene Science, 2, 81–92.

80)Solehuwey, E., Mardiatmoko, G., & Boreel, A. (2024). Analisis deforestasi dan degradasi hutan di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil, 8(1), 37–50.

81)Stern, N. (2006). The economics of climate change: The Stern review. Cambridge: Cambridge University Press.

82)Stigler, G. J. (1971). The theory of economic regulation. The Bell Journal of Economics and Management Science, 2(1), 3–21.

83)Stiglitz, J. E. (2002). Globalization and its discontents. New York: W.W. Norton & Company.

84)Sulistyowati, R. A. (2024). Studi netnografi respon warganet mengenai toxic relationship pada video YouTube penyintas #BukanSayang Namanya. Jurnal Interaksi, 8(2), 355–373.

85)Sumarno, Utari, P., & Rahmanto, A. (2021). Studi netnografi post-truth dalam percakapan politik pemilihan presiden 2019 di Facebook. Jurnal PIKOM, 22(2), 161–176.

86)Sunstein, C. R. (2009). Going to extremes: How like-minded groups are spreading the political divide and threatening democracy. Oxford University Press.

87)Svensson, J. (2005). Eight questions about corruption. Journal of Economic Perspectives, 19(3), 19–42.

88)Tacconi, L., & Williams, D. A. (2020). Corruption and anti-corruption in environmental and resource management. Annual Review of Environment and Resources, 45, 305–329.

89)Tempo. (2025). Pro-kontra pernyataan Prabowo soal deforestasi untuk perluas lahan sawit: Dari APKASINDO hingga Greenpeace. Tempo.

https://www.tempo.co/ekonomi/pro-kontra-pernyataan-prabowo-soal-deforestasi- untuk-perluas-lahan-sawit-dari-apkasindo-hingga-greenpeace-1190443

90)Tempo. (2025). Anggota Komisi IV DPR sindir Menteri Kehutanan Raja Juli soal kelestarian hutan Indonesia. Tempo. https://www.tempo.co/politik/anggota- komisi-iv-dpr-sindir-menteri-kehutanan-raja-juli-soal-kelestarian-hutan- indonesia-1189690

91)VoA Indonesia. (2025). Aktivis lingkungan: Pernyataan Prabowo soal sawit dan deforestasi membahayakan. VoA Indonesia. https://www.voaindonesia.com/a/aktivis-lingkungan-pernyataan-prabowo-soal- sawit-dan-deforestasi-membahayakan/7922112.html

92)Wahyuni, H., & Suranto, S. (2021). Dampak deforestasi hutan skala besar terhadap pemanasan global di Indonesia. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(1), 148–162.

93)Wulandari, C., Kaskoyo, H., Febryano, I. G., Safe’i, R., Bakri, S., & Yuwono, S.

B. (2016). Pengelolaan hutan berkelanjutan. Yogyakarta: Plantaxia.

94)Yenny, & Astuti, S. W. (2019). Body shaming di dunia maya: Studi netnografi pada akun YouTube Rahmawati Kekeyi Putri Cantika. PROMEDIA, 5(1), 166– 188.

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.