Implementasi Nilai-Nilai Surah Al-Hujurat Ayat 12 dan Surah al-baqarah ayat 191 dalam kehidupan sehari-hari
pdf

How to Cite

Implementasi Nilai-Nilai Surah Al-Hujurat Ayat 12 dan Surah al-baqarah ayat 191 dalam kehidupan sehari-hari. (2025). Tashdiq: Jurnal Kajian Agama Dan Dakwah, 14(1), 21-30. https://ejournal.cahayailmubangsa.institute/index.php/tashdiq/article/view/49

Abstract

Surah al-Hjurat adalah salah satu Surat dari Al-Qur'an dan secara eksplisit mencakup nilai-nilai etika sosial yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat modern. Di tengah tantangan globalisasi, kemajuan dalam teknologi informasi, dan meningkatkan kompleksitas sosial, ajaran Sula memberikan pedoman moral untuk membangun masyarakat yang harmonis, inklusif, dan beradab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara nilai-nilai sosial yang terkandung dalam Surah al-Hjurat dan kehidupan kontemporer. Nilai termasuk pentingnya meninjau informasi dalam komunikasi (Qs. Al-Hujurat:6), resolusi konflik dan memperkuat Ukhuwah Islamiyah (QS. (Al-Hujurat: 9-10), Gibah dan prasangka yang buruk (Qs. Al-Hujurat:12) dan terima kasih atas larangan kesetaraan dan penolakan diskriminasi (Qs. Al-Hujurat:13). Selain itu, pentingnya mempertahankan nilai -nilai Adab dan etika sosial untuk manajer juga berfokus pada diskusi. Dengan analisis pendekatan kualitatif dan interpretasi tema (Maudhu'i), penelitian ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai Sula al-Fjruat dapat menjawab berbagai masalah sosial kontemporer, seperti penyebaran Hawk, diskriminasi, konflik antarkelompok, dan rendahnya rasa hormat terhadap otoritas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran Islam Sula al-Hjurat tidak hanya terkait dengan konteks spiritual dan teologis, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pembentukan masyarakat yang adil, damai dan etis. Oleh karena itu, pemahaman dan praktik nilai -nilai Sula sangat penting untuk membentuk karakter individu modern dan tatanan sosial yang sehat. Ghiba dan kehormatan dan kehilangan adalah dua perilaku layak penahanan yang sering terjadi dalam kehidupan sosial. Keduanya sangat dikritik dalam Islam karena itu bisa melukai orang dan menyebabkan permusuhan dan kebencian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji konsep dan kehilangan kehormatan GHIGA dalam perspektif Quran menggunakan pendekatan interpretasi tematik (al-Tafsir al-Mawḍu'i). Dalam pendekatan ini, puisi yang relevan dikumpulkan, konteks Nuzur Asubabun diperiksa, dan kepentingannya didasarkan pada interpretasi analisis mufassir klasik dan kontemporer. Fokus penelitian ini adalah puisi seperti QS. Al-Hujurat:12 meningkatkan larangan Gibah dan Qs. Al-Baqarah:191, Qs. Al-Fit di dekatnya:73 dan puisi-puisi lain yang membahas konsep kehormatan dan kehilangan dalam dimensi yang berbeda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa istilah ghiba berarti mengacu pada sesuatu yang tidak disukai oleh yang lain di belakangnya, tetapi itu benar. Qs. Al-Hujurat:

12, Allah menjelaskan bahwa Ghibah adalah tindakan memakan saudaranya sendiri, yang telah meninggal. Sementara itu, kehormatan Al-Quran memiliki makna yang lebih luas dan lebih terkait konteks, seperti ujian, tes, kekacauan, dan bahkan pembunuhan, tergantung pada puisi yang membahasnya. Qs. Al-Baqarah:

191 menyatakan bahwa "kehilangan kematian lebih dari sekadar pembunuhan."

Interpretasi mengharuskan kita untuk memahami bahwa kedua tindakan ini bertentangan dengan nilai -nilai moral dan etika Islam dan mempertahankan kehormatan, persatuan dan keadilan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa ghibah dan larangan pencemaran nama baik tidak hanya terbatas pada tingkat individu, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan sistem sosial yang lebih luas untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep ini harus dikomunikasikan lebih awal sehingga umat Islam dapat ditangkap secara verbal daripada perilaku destruktif.

pdf