Abstract
Al-Qur’an mengabadikan kisah tentang manna dan salwa sebagai karunia pangan dari langit kepada Bani Israil, yang menyimpan nilai spiritual sekaligus manfaat kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kandungan nutrisi dan khasiat medis dari kedua jenis makanan tersebut dalam perspektif i‘jāz ṭibbī, dengan merujuk pada pemikiran Dr. Sayyid Jumaili dalam karya tafsir ilmiahnya. Kajian dilakukan dengan metode deskriptif-kualitatif melalui pendekatan tafsir tematik dan kajian literatur medis. Hasil telaah menunjukkan bahwa manna, sejenis getah manis dari tumbuhan, mengandung mannitol dan senyawa lain yang bersifat menenangkan serta antiinflamasi. Sementara salwa, yang diidentifikasi sebagai burung puyuh, mengandung protein hewani tinggi, mudah diserap tubuh, dan mendukung daya tahan fisik. Menurut Dr. Jumaili, penyebutan makanan ini dalam Al-Qur’an mencerminkan kesempurnaan rezeki ilahi yang selaras dengan kebutuhan biologis manusia. Studi ini menggarisbawahi pentingnya integrasi antara wahyu dan sains kesehatan, serta memperkuat relevansi i‘jāz ṭibbī dalam membaca dimensi ilmiah ayat-ayat Al-Qur’an.