Abstract
Artikel ini mengkaji bagaimana tafsir ilmi berfungsi sebagai metode yang menggabungkan pengetahuan ilmiah modern dengan pemahaman teks Al-Qur'an. Pendekatan ini penting karena selama ini terjadi pemisahan yang tajam antara ilmu alam dan ilmu agama, terutama di kalangan mahasiswa, yang sering melihat keduanya sebagai hal yang bertentangan. Memandang alam semesta sebagai sebuah "kitab terbuka" yang mengandung tanda-tanda kebesaran Tuhan, yang dapat dipahami melalui pengamatan ilmiah dan akal manusia, adalah upaya tafsir ilmi untuk mengatasi masalah ini. Tafsir ilmi memungkinkan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan fenomena alam, seperti penciptaan langit dan bumi, ditafsirkan secara rasional dan ilmiah tanpa menghilangkan aspek spiritualnya. Misalnya, ayat-ayat yang menceritakan tentang proses penciptaan dunia dapat dikaitkan dengan teori ilmiah modern, memungkinkan wahyu dan ilmu pengetahuan berjalan beriringan. Metode ini sebenarnya memberikan kontribusi signifikan kepada dunia pendidikan Islam kontemporer. Tafsir ilmi mendorong siswa untuk mengembangkan pemikiran yang tidak hanya berdasarkan iman tetapi juga logika dan penelitian ilmiah, sehingga tercipta keselarasan antara iman dan akal. Dengan demikian, tafsir ilmi berkontribusi pada pembentukan pemahaman agama yang lebih kritis, terbuka, dan relevan dengan perkembangan zaman. Selain itu, tafsir ilmi memperkuat spiritualitas yang mendalam. Tafsir ilmi berfungsi sebagai jembatan antara dunia wahyu dan ilmu pengetahuan. Ini membantu menyelesaikan konflik antara ilmu dan agama, terutama dalam hal pendidikan tinggi dan pembentukan pola pikir mahasiswa Muslim kontemporer