MASJID MUHAMMADAN: JEJAK SEJARAH DAN KEUNIKAN BUDAYA MASYARAKAT ISLAM DI KAMPUNG KELING
Main Article Content
Abstract
Masjid Muhammadan merupakan salah satu masjid tertua dan bersejarah di Kota Padang. Yang didirikan oleh pedagang India dari Gujarat pada tahun 1792. Seiring berkembangnya waktu, masjid ini mengalami beberapa renovasi hingga tampak seperti saat ini, dengan adanya pengaruh arsitektur Mughal India. Masjid Muhammadan telah dinobatkan sebagai benda cagar budaya dan Kawasan bersejarah. Salah satu tradisi yang terkenal adalah Baserak Gulo, sebuah tradisi peninggalan muslim India yang telah diwariskan secara turun-temurun selama lebih dari 200 tahun di Padang. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur dan nilai kebersamaan masyarakat Muslim keturunan India, yang dilaksanakan setiap 1 Jumadil Akhir. Tradisi ini telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak tahun 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah yang mencakup empat tahap, yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Muhammadan tidak hanya penting sebagai cagar budaya, tetapi juga berperan sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya masyarakat Muslim keturunan India di Padang. Tradisi baserak gulo yang diadakan di masjid ini bahkan telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Artikel ini bertujuan membahas sejarah, keunikan arsitektur, dan nilai budaya Masjid Muhammadan, serta menggambarkan tradisi baserak gulo sebagai wujud nyata penggabungan budaya dan agama Islam di Kota Padang.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Abidin, Zaenal. (2016). Menanamkan Konsep Multikulturalisme di Indonesia. Jurnal Dinamika Global, 1(2), 123-140.
Andri, Adetia. (2022). Serak Gulo, Tradisi Muslim Keturunan India di Kota Padang Tahun 2019. (Doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Andri, Adetia. (2022). Serak Gulo, Tradisi Muslim Keturunan India di Kota Padang Tahun 2019. (Doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Aptekindo. (2018). Prosiding Seminar Nasional: Revitalization of Technical and Vocational Education to Face Industrial Revolution 4.0 (Dalam Rangka Konvensi Nasional ke IX). Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
Azwardi, Dedy. (2024). Masjid Muhammadan Tetap Kokoh Karena Putih Telur. Diakses pada 28 Mei 2025 dari https://rri.co.id/wisata/715441/masjid-muhammadan-tetap-kokoh- karena-putih-telur
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat. (2019, Agustus 30). Pesona Budaya Masjid Muhammadan. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/pesona-budayamasjid-muhammadan/
Chalida, Sri., dkk. (2018). Tradisi Shalawat Dalam Peringatan Maulud Nabi Muhammad Saw Di Kalangan Muslim India Kota Padang (Living Hadis). Jurnal Ulunnuha, 7(1), 105- 115.
Hardianto. (2020). Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kegiatan keagamaan lembaga dakwah kampus Universitas Mataram Tahun 2020. UIN Mataram.
Herlina, Nina. (2020). Metode Sejarah Edisi Revisi 2. Bandung: Satya Historika.
Puspita, S., & Yanto, G. (2024). Jalur terpendek lokasi wisata budaya di kota padang menggunakan algoritma dijkstra. JISTech (Journal of Islamic Science and Technology), 9(1), 9-15.
Rachman, A., & Saputra, D. (2023). Mengenal Masjid Muhammadan Pasa Gadang Sebagai Sejarah Jalur Rempah Melalui Audio Visual. DEKAVE: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 13(4).
Sarah, S. N. L., Suardi, M., & Iskandar, R. (2024). Perancangan Buku Cerita Bergambar Budaya Serak Gulo. Judikatif: Jurnal Desain Komunikasi Kreatif, 6(2), 235-240.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cetakan ke-19). Bandung: Alfabeta.
Syafeli, S. B. (2021). Eksistensi Tradisi Serak Gulo Di Kota Padang. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: p–ISSN, 2723, 6609.
Utami, D., Bahri, S., & Hakim, A. H. (2024). Analisis Elemen Arsitektur Mughal Pada Masjid Muhammadaan Kota Padang. Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti, 22(2), 178-192.