POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL REMAJA
Main Article Content
Abstract
Masa remaja merupakan fase transisi yang rentan terhadap gangguan psiko-emosional jika tidak mendapatkan dukungan yang tepat. Keluarga memiliki peran penting sebagai lingkungan utama dalam membentuk kepribadian dan kesehatan mental remaja. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mendalami hubungan antara pola komunikasi keluarga dan kesehatan mental remaja berdasarkan Family Communication Pattern Theory (FCPT). Hasil kajian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang efektif, terbuka, dan penuh empati (seperti pada pola konsensual dan pluralistik) terbukti mendorong pola asuh yang positif dan membangun ikatan emosional yang sehat antara orang tua dan remaja. Sebaliknya, pola komunikasi yang otoriter atau tertutup berpotensi menimbulkan stres dan gangguan psikologis. (protektif dan laissez-faire) cenderung berpotensi menimbulkan gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, bahkan depresi. Pola komunikasi yang diterapkan secara konsisten dengan empati dan kasih sayang tidak hanya mempererat hubungan dalam keluarga, tetapi juga membuat remaja merasa dihargai, didengarkan, dan dimengerti. Komunikasi semacam ini berperan penting dalam membentuk kepribadian remaja yang sehat, mencegah munculnya perilaku menyimpang, membantu mereka mengelola tekanan, serta membangun daya tahan mental yang kuat. Dengan demikian, pemahaman dan penerapan pola komunikasi keluarga yang sehat menjadi kunci dalam mendukung kesejahteraan psikologis remaja.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.