REPRESENTASI PERAN KAKAK DALAM FILM MY ANNOYING BROTHER VERSI INDONESIA (STUDI ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi peran kakak ditampilkan dalam film My Annoying Brother versi Indonesia melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya relasi kakak-adik dalam keluarga, khususnya dalam budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.Film My Annoying Brother versi Indonesia menjadi objek utama dalam penelitian karena menyajikan narasi kakak-adik yang kompleks dan emosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara denotatif, tokoh kakak ditampilkan sebagai sosok yang keras, egois, dan dominan. Namun secara konotatif, sifat tersebut mencerminkan bentuk kasih sayang yang tersembunyi dan tidak diekspresikan secara langsung. Pada tingkat mitos, film ini menciptakan konstruksi sosial bahwa sosok kakak laki-laki diharapkan menjadi pelindung dan pemimpin dalam keluarga. Representasi ini menggambarkan realitas sosial yang tidak ideal namun manusiawi, dan mampu menyampaikan nilai kekeluargaan secara emosional melalui simbol dan narasi yang kuat.

This study aims to explore how the role of the older brother is represented in the Indonesian version of My Annoying Brother through Roland Barthes’ semiotic approach. The background of this research is based on the importance of sibling relationships, particularly in Indonesian culture which upholds strong family values. The Indonesian version of My Annoying Brother was chosen as the main object of study because it presents a complex and emotional sibling narrative. The findings show that, at the denotative level, the older brother is portrayed as harsh, selfish, and dominant. However, at the connotative level, these traits reflect a hidden form of affection that is not directly expressed. At the level of myth, the film constructs a social narrative in which the older brother is expected to act as a protector and leader within the family. This representation depicts a social reality that is not ideal but deeply human, effectively conveying family values emotionally through strong symbols and narratives.