ANALISIS NILAI SILA KETIGA PANCASILA DALAM TRADISI BUDAYA HAJAT LEMBUR PADA MASYARAKAT KONTEMPORER

Main Article Content

Nikita Vitaloka
Dadang Mulyana
Cep Miftah Khoerudin

Abstract

Perkembangan masyarakat kontemporer yang dipengaruhi oleh globalisasi dan teknologi telah membawa tantangan terhadap pelestarian nilai budaya lokal dan nilai-nilai Pancasila, terutama sila ketiga tentang persatuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna nilai persatuan dalam tradisi budaya Hajat Lembur di Desa Cisondari, Kabupaten Bandung. Tradisi ini merupakan representasi kolektif masyarakat Sunda yang menghubungkan manusia, alam, dan spiritualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Hajat Lembur berpotensi mempererat persatuan, pengaruh globalisasi telah mengurangi kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini membutuhkan pelestarian melalui upaya revitalisasi budaya, penguatan kesadaran komunitas, dan integrasi nilai tradisional dengan kehidupan modern. Penelitian ini memberikan rekomendasi konkret untuk mempertahankan keberlanjutan tradisi sebagai identitas lokal yang berakar pada nilai Pancasila.


Kata kunci: Hajat Lembur, Persatuan, Pancasila, Tradisi Lokal, Masyarakat Kontemporer.


 


Abstract


The development of contemporary society, influenced by globalization and technology, presents challenges to the preservation of local cultural values and Pancasila principles, particularly the third principle, unity. This study aims to analyze the meaning of unity within the cultural tradition of Hajat Lembur in Cisondari Village, Bandung Regency. This tradition is a collective representation of Sundanese society that links humans, nature, and spirituality. The findings reveal that although Hajat Lembur has the potential to strengthen unity, globalization has diminished community awareness of the noble values it embodies. This tradition requires preservation through cultural revitalization, community awareness reinforcement, and the integration of traditional values into modern life. This study offers concrete recommendations to ensure the sustainability of this tradition as a local identity rooted in Pancasila values.


Keywords: Hajat Lembur, Unity, Pancasila, Local Tradition, Contemporary Society.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section

Articles

How to Cite

ANALISIS NILAI SILA KETIGA PANCASILA DALAM TRADISI BUDAYA HAJAT LEMBUR PADA MASYARAKAT KONTEMPORER. (2025). Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 9(10), 11-20. https://doi.org/10.9963/zf2fet53

References

Ajim, A. N. (2023). “Peran Tradisi Hajat Bumi Sunda oleh Lembaga Walatra di Desa Hegarmukti, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat”. [Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]. In Repository.UINJKT.Ac.Id. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/73124/1/Ahmad%20Nur%20Ajim.pdf

Al Khanif. (2007). Pancasila dalam Pusaran Globalisasi. Vol. I. LKiS Yogyakarta.

Andi Amytia, R. D. (2024). “Contemporary conflict in cities (Urban case study in South Sulawesi province)”. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 1, 1–9.

Cahyadi, A. (2013). “Peranan modal sosial (social capital) dalam pemenuhan kebutuhan air domestik di kawasan karst Gunungsewu (Studi kasus di Dusun Gemulung, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”. Ekologi Lingkungan Kawasan Karst Indonesia: Menjaga Asa Kelestarian Kawasan Karst Indonesia, 89–90. https://osf.io/preprints/inarxiv/kf68e/download

Cahyani, H. W., & Cahyanto, T. “Studi etnobotani ritual adat Hajat Lembur di Desa Wisata Tutugan Cibolerang Kecamatan Cinunuk Kabupaten Bandung”. BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed, 6, 122–128.

Chrysilla, F. P., Komariah, S., & Wulandari, P. (2023). “Kelas sosial dan budaya konsumtif dalam ruang lingkup masyarakat metropolis dan tradisional: Teori perubahan sosial”. Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 13(2), 117–123.

CMS, S., & Purnomowulan, N. R. (2016). “Fungsi dan nilai tradisi Hajat Lembur di Tatar Karang Priangan Tasikmalaya Jawa Barat”. Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya, 1(2). https://doi.org/10.26742/pantun.v1i2.763)

Damayani, N. A., Saepudin, E., & Komariah, N. (2020). “Tradisi Hajat Lembur sebagai media berbagi pengetahuan masyarakat Tatarkarang Jawa Barat”. Jurnal Ilmiah Seni Budaya Pantun, 8(1), 101–118.

Damri. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan.

Fauzi, A. R. (2023). “Eksistensi tradisi Hajat Bumi Cariu di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis”. Jurnal Artefak, 10(1), 13. https://doi.org/10.25157/ja.v10i1.9164

Fitri Lintang, F. L., & Ulfatun Najicha, F. (2022). “Nilai-nilai sila persatuan Indonesia dalam keberagaman kebudayaan Indonesia”. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 11(1), 79–85. https://doi.org/10.33061/jgz.v11i1.7469

Halisa, L. N., et al. (2023). “Tradisi Ruwat Bumi di Desa Paningkaban”. Jurnal ABDIMAS Indonesia, 1(4), 26–37.

Herawati, N. (2021). “Makna tradisi Hajat Bumi di Desa Blendung Purwadadi Subang Jawa Barat Tahun 2015-2019”. Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3(1), 40–53.

Hidayat, A. W. (2023). “Tradisi adat syukuran di masyarakat Kampung Cikondang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Tahun 2010–2022”. Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Jatnika, A. (2018). “Hajat Lembur peristiwa ritual kesuburan”. Jurnal Seni Makalangan, 5(2), 31–43.

Koentjaningrat. (1984). “Kebudayaan Jawa”. Dalam Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

Mulyati, S., & Suparli, L. (2021). “Praktik ritual tari Tarawangsa pada sajian bentuk garap “Pohaci” (Tembang Tubuh Padi)”. Makalangan, 8(2), 90–103.

https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/1800

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.