DECODING THE STREET: SLANG, STYLE, AND SUBCULTURE IN THE WOLF OF WALL STREET
Main Article Content
Abstract
This study explores the strategic use of slang in The Wolf of Wall Street (2013) through a sociolinguistic lens, focusing on how language reflects and construct’s identity within a high-risk financial subculture. Employing qualitative content analysis, the research identifies types and functions of slang used by central characters and interprets their socio-pragmatic implications. Findings reveal that slang in the film serves as a tool for group solidarity, performative masculinity, and rebellion against institutional norms. It blends financial jargon with vulgarity, forming a hybrid register that mirrors the characters’ moral and psychological collapse. Drawing on theories of identity and language variation, this study shows that slang in the film not only enhances narrative realism but also conveys ideological critique of capitalism, power, and excess. The linguistic landscape becomes a performative arena where authority is enacted through speech, and subcultural belonging is reinforced through stylized vulgarity. This research contributes to media linguistics by decoding how cinematic slang articulates social values and cultural ideologies in contemporary film discourse.
Keywords: capitalism; identity; slang; sociolinguistics; The Wolf of Wall Street.
Abstrak
Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan strategis bahasa slang dalam film The Wolf of Wall Street (2013) melalui pendekatan sosiolinguistik, dengan fokus pada bagaimana bahasa mencerminkan dan membentuk identitas dalam subkultur finansial berisiko tinggi. Dengan menggunakan metode analisis konten kualitatif, penelitian ini mengidentifikasi jenis-jenis dan fungsi slang yang digunakan oleh tokoh-tokoh utama serta menafsirkan implikasi sosiopragmatisnya. Temuan menunjukkan bahwa slang dalam film berfungsi sebagai alat untuk memperkuat solidaritas kelompok, menampilkan maskulinitas performatif, dan memberontak terhadap norma institusional. Bahasa yang digunakan mencampurkan jargon finansial dengan vulgaritas, menciptakan register hibrid yang mencerminkan keruntuhan moral dan psikologis para tokohnya. Dengan merujuk pada teori identitas dan variasi bahasa, studi ini memperlihatkan bahwa slang tidak hanya memperkuat realisme naratif, tetapi juga menyampaikan kritik ideologis terhadap kapitalisme, kekuasaan, dan ekses. Lanskap linguistik film menjadi arena performatif di mana otoritas dibangun melalui ujaran dan keterikatan subkultural ditegaskan melalui gaya bahasa yang kasar. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap kajian linguistik media dengan menguraikan bagaimana slang dalam film merepresentasikan nilai sosial dan ideologi budaya dalam wacana sinema kontemporer.
Kata kunci: identitas; kapitalisme; sosiolinguistik; slang; The Wolf of Wall Street.