DIAGNOSA PENYAKIT ABSES KULIT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Abstract

Abses kulit merupakan infeksi yang ditandai dengan penumpukan nanah akibat bakteri Staphylococcus aureus, yang dapat berkembang cepat apabila tidak segera ditangani. Kasus abses kulit cukup sering ditemukan di RSUD Dr. R.M. Djoelham Kota Binjai, terutama di Poliklinik Kulit dan Kelamin, dengan tren peningkatan jumlah pasien setiap tahunnya. Tantangan utama yang dihadapi adalah sulitnya masyarakat membedakan gejala abses dengan infeksi kulit lain serta keterbatasan akses tenaga medis. Untuk itu, dibutuhkan sistem pakar yang mampu membantu identifikasi dini gejala penyakit. Penelitian ini mengembangkan sistem pakar berbasis metode Certainty Factor (CF) guna mendiagnosis penyakit abses kulit. Metode CF digunakan untuk menghitung tingkat kepastian diagnosa berdasarkan kombinasi gejala yang dialami pasien, sehingga mampu menangani ketidakpastian data medis. Pengujian sistem dilakukan melalui Black Box Testing dan perhitungan manual untuk memastikan konsistensi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem mampu memberikan nilai kepercayaan yang akurat, misalnya pada pasien uji PSN-001 dengan tingkat kepastian tertinggi Karbunkel (96,95%), disusul Furunkel (90,15%), Hidradenitis Suppurativa (85,31%), dan Subkutan (24,00%). Hasil ini sejalan dengan perhitungan manual, yang membuktikan bahwa sistem dapat dijadikan alat bantu dalam pengambilan keputusan medis awal. Sistem ini diharapkan mampu mempercepat deteksi dini abses kulit, meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan, serta membantu masyarakat dalam mengenali gejala sebelum berkonsultasi dengan dokter. Namun, pengembangan lebih lanjut dengan metode lain dan perluasan data diperlukan agar sistem semakin optimal dan bermanfaat.