PENERAPAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING UNTUK MENYELESAIKAN KONFLIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII 3 SMPN 8 BANDA ACEH
Main Article Content
Abstract
Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan dari siswa sendiri, ditemukan ada beberapa siswa mengalami konflik dengan teman sebaya, hal ini akan berdampak terhadap kegiatan belajar siswa dan berdampak pada sikap sosial siswa di dalam kelas. Menyikapi masalah tersebut perlu kiranya diberi suatu layanan kepada siswa, salah satu layanan yang dianggap tepat adalah layanan konseling kelompok dengan teknik problem solving. Konseling kelompok merupakan salah satu bentuk konseling dengan manfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok (group dinamic) (Bahnan, 2022). Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling ini dilakukan di SMPN 8 Banda Aceh. Berikut adalah Profile SMPN 8 Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 8 Banda Aceh tahun ajaran 2024/2025, sedangkan sampel penelitian ini adalah beberapa siswa Kelas VII 3 SMPN 8 Banda Aceh. Dalam pelaksanaannya awalnya ada 3 siswa yang datang kepada peneliti untuk menyeleseikan masalah mereka tentang konflik dengan teman sebaya, kemudian 3 orang temannya datang lagi, dengan tujuan yang sama yaitu untuk menyeleseikan maslaah tentang konflik dengan teman sebaya sehinggan jumlah anak yang meminta penyeleseian masalah ada 6 peserta didik. Dari kasus tersebut kemudian peneliti berinisiatif hendak menerapkan adalah layanan konseling kelompok dengan teknik problem solving untuk menyeleseikan masalah mereka tentan konflik dengan teman sebaya. Hasil penelitian siklus I adalah di peroleh rata-rata nilai 11,3 artinya konflik dengan teman sebaya sedang. 10-15: Konflik dengan teman sebaya sudah terseleseikan 5-9: konflik dengan teman sebaya mulai menemukan titik terang dan 0-4: konflik dengan teman sebaya belum terselesaikan. Selanjutnya Pada siklus II ini pelaksanaan konseling sudah berhasil menyelesaikan konflik dengan teman sebaya, sehingga pada siklus II ini hanya melakukan refleksi saja apakah tindakan konseling menyenangkan atau tidak. Hasil refleksinya di antaranya adalah Peserta didik 1 terlihat rileks dan nyaman saat menceritkan permasalahan pada peserta didik 2 dan tidak terbata-bata saat Bercerita Sedangkan peserta didik 3 kepada yang lain masih menunjukkan marah dan tidak mau bicara dan Peserta didik 1 dapat menjalin hubugan baik kembali dengan teman konfliknya yaitu Peserta didik 2, 3. Hasil akhir penelitian ini adalah konseling kelompok dengan teknik problem solving dapat menyelesaikan konflik dengan teman sebaya siswa kelas VII 3 SMPN 8 Banda Aceh.