GANGGUAN METABOLISME MINERAL: KASUS HIPOKALEMIA PADA PEKERJA FISIK DENGAN ASUPAN KALIUM RENDAH

Abstract

Hipokalemia merupakan gangguan metabolisme mineral yang ditandai dengan kadar kalium serum di bawah 3,5 mmol/L. Kalium memiliki peran fisiologis yang krusial, terutama dalam fungsi neuromuskuler dan kardiovaskular. Kondisi ini sering kali dijumpai pada individu dengan aktivitas fisik berat, dehidrasi, asupan gizi yang rendah kalium, serta penggunaan diuretik yang tidak terkontrol. Kombinasi faktor-faktor tersebut dapat memperparah ketidakseimbangan elektrolit dan menyebabkan manifestasi klinis yang serius. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji aspek biokimia, klinis, dan dietetik dari kasus hipokalemia pada seorang pekerja fisik dengan asupan kalium rendah, serta merumuskan pendekatan intervensi gizi yang tepat sebagai upaya penanganan dan pencegahan. Penulisan ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif berbasis data simulasi klinis dan kajian literatur ilmiah tahun 2020–2024. Literatur dikumpulkan secara sistematis dari basis data elektronik dengan kata kunci terkait hipokalemia, metabolisme kalium, dan intervensi dietetik. Hasil: Kasus hipokalemia pada pasien ditandai dengan gejala lemah, parestesia, dan aritmia akibat kombinasi diare kronis, penggunaan diuretik tanpa resep, dan rendahnya asupan makanan sumber kalium. Secara biokimia, gangguan ini menghambat aktivitas pompa Na⁺/K⁺-ATPase dan jalur metabolisme energi, sehingga berdampak sistemik. Intervensi dietetik dengan meningkatkan konsumsi makanan tinggi kalium, edukasi gizi, serta penghentian penggunaan obat yang berisiko secara mandiri menjadi langkah strategis. Kesimpulan: Hipokalemia memerlukan penanganan komprehensif yang mencakup deteksi dini, edukasi gizi, dan pemantauan elektrolit. Tenaga kesehatan memiliki peran sentral dalam melakukan pencegahan, terutama pada kelompok risiko tinggi seperti pekerja fisik dengan pola makan tidak seimbang.

Kata kunci: hipokalemia, kalium, gangguan elektrolit, metabolisme mineral, intervensi gizi.