PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI DENGAN PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN (KONTROL HALUSINASI) DAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN : STUDI KASUS
Main Article Content
Abstract
Auditory hallucinations are one of the most common sensory perception disorders found in patients with schizophrenia and may lead to aggressive behavior, social withdrawal, and even suicide risk if not managed properly. This study aimed to determine the effectiveness of implementing the implementation strategy (SP) and group activity therapy (TAK) through drawing in helping patients control their hallucinations. A descriptive case study method was used with a nursing care process approach, including assessment, diagnosis, planning, implementation, and evaluation. The intervention was conducted on a patient with paranoid schizophrenia at Soerojo Hospital Magelang over five days. The strategies applied included training to rebuke hallucinations, proper medication adherence education, communication practice, involvement in scheduled activities, and two drawing therapy sessions. The results showed that the patient was able to recognize and control hallucinations, experienced a decrease in frequency and intensity of hallucinations, and showed improved communication skills and group participation. The implementation of SP and drawing-based TAK proved effective and is recommended as an alternative nursing intervention in managing patients with auditory hallucinations.
Halusinasi pendengaran merupakan salah satu gangguan persepsi sensori yang paling sering dijumpai pada pasien dengan skizofrenia, dan dapat menyebabkan perilaku agresif, menarik diri, hingga risiko bunuh diri jika tidak ditangani dengan tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerapan strategi pelaksanaan (SP) dan terapi aktivitas kelompok (TAK) menggambar dalam membantu pasien mengontrol halusinasinya. Metode yang digunakan adalah studi kasus deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Intervensi dilakukan pada seorang pasien skizofrenia paranoid di Soerojo Hospital Magelang selama lima hari. Strategi pelaksanaan yang diberikan meliputi pelatihan menghardik halusinasi, edukasi minum obat secara benar, latihan bercakap-cakap, dan pelibatan dalam aktivitas terjadwal, serta dua sesi kegiatan menggambar. Hasil menunjukkan pasien mampu mengenali dan mengontrol halusinasi, menurunnya frekuensi dan intensitas halusinasi, serta meningkatnya kemampuan komunikasi dan partisipasi dalam aktivitas kelompok. Penerapan SP dan TAK menggambar terbukti efektif dan direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan alternatif dalam pengelolaan pasien dengan halusinasi pendengaran.