HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN KOTA BANDUNG

Abstract

Undernutrition among toddlers remains a public health challenge, particularly in the working area of Caringin Public Health Center, Bandung City, which has shown a rising trend in cases over the years. Toddler undernutrition is influenced by various factors, including feeding patterns and clean and healthy living behavior (PHBS) within the household. This study aimed to analyze the relationship between feeding patterns and PHBS with the incidence of undernutrition in children aged 12–59 months. A case-control design was used with a total sample of 100 toddlers, consisting of 50 undernourished children and 50 well-nourished children. Data were collected using modified CFPQ and PHBS questionnaires, along with anthropometric measurements based on WHO standards. Data analysis was conducted using univariate and bivariate methods, including Chi-Square tests and Odds Ratio (OR). Univariate results showed that 78% of undernourished toddlers had poor feeding patterns and 70% came from families with poor PHBS, while the control group was dominated by toddlers with good practices. Bivariate analysis revealed significant relationships between feeding patterns (p = 0.000; OR = 11.227) and PHBS (p = 0.000; OR = 8.273) with undernutrition. The study recommends periodic education for parents to improve their understanding, especially regarding the impact of using food as a distraction or reward, and the risks of consuming snacks high in sugar and salt.

Masalah gizi kurang pada balita masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat, terutama di wilayah kerja Puskesmas Caringin Kota Bandung yang menunjukkan tren peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Gizi kurang pada balita dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola pemberian makan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola pemberian makan dan PHBS dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12–59 bulan. Penelitian menggunakan desain case-control dengan 100 sampel, terdiri dari 50 balita gizi kurang dan 50 balita gizi normal. Data dikumpulkan melalui kuesioner CFPQ dan PHBS yang dimodifikasi, serta pengukuran antropometri sesuai standar WHO. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dan Odds Ratio (OR). Hasil menunjukkan bahwa 78% balita gizi kurang memiliki pola makan yang kurang dan 70% berasal dari keluarga dengan PHBS rendah. Terdapat hubungan signifikan antara pola pemberian makan (p = 0,000; OR = 11,227) dan PHBS (p = 0,000; OR = 8,273) dengan kejadian gizi kurang. Penelitian ini merekomendasikan edukasi berkala bagi orang tua balita untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak pemberian makanan sebagai pengalih atau hadiah, serta risiko konsumsi camilan tinggi gula dan garam.