PENTINGNYA MICROTECHING DALAM MENINGKATKAN KUALITAS CALON PENDIDIK
Main Article Content
Abstract
Microteaching adalah metode pelatihan mengajar yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi pedagogik calon pendidik melalui praktik dalam skala kecil. Metode ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa keguruan untuk mengasah berbagai keterampilan penting yang diperlukan dalam proses pengajaran, termasuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menerapkan strategi pembelajaran yang efektif, mengelola kelas, serta mengevaluasi hasil belajar siswa dalam situasi yang terkendali. Dengan pendekatan praktik terbatas ini, mahasiswa dapat melakukan simulasi pengajaran yang memungkinkan mereka untuk berlatih dan mendapatkan pengalaman langsung sebelum terjun ke dalam kelas yang sesungguhnya.
Riset menunjukkan bahwa siklus microteaching yang terdiri dari empat tahap-perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi—secara signifikan meningkatkan keterampilan dasar mengajar. Pada tahap perencanaan, mahasiswa belajar untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan menyusun RPP yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, mereka menerapkan strategi pembelajaran yang telah dirancang, di mana mereka dapat berlatih menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran. Observasi dilakukan oleh dosen pembimbing dan rekan sejawat, yang memberikan umpan balik langsung mengenai performa mengajar. Umpan balik ini sangat penting karena membantu mahasiswa mengidentifikasi kekurangan dalam teknik mengajar mereka dan memperkuat aspek positif yang telah dilakukan dengan baik.
Implementasi microteaching yang terstruktur juga berperan krusial dalam membangun kepercayaan diri dan profesionalisme calon guru. Dengan berlatih dalam lingkungan yang aman dan mendukung, mahasiswa dapat mengurangi kecemasan yang sering dialami saat mengajar di depan kelas yang lebih besar. Selain itu, pengalaman ini membantu mereka mengembangkan kesiapan mental untuk menghadapi dinamika kelas nyata, termasuk mengelola perilaku siswa dan menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan individu siswa.
Lebih jauh lagi, microteaching tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap kurikulum, tetapi juga sebagai komponen esensial dalam menyiapkan pendidik berkualitas. Melalui metode ini, calon guru dilatih untuk memiliki kompetensi pedagogik yang kuat, kepribadian yang baik, keterampilan sosial, dan profesionalisme yang tinggi, sesuai dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian, microteaching berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, mempersiapkan generasi pendidik yang mampu menghadapi tantangan dan tuntutan pendidikan di era modern.
Secara keseluruhan, microteaching merupakan alat yang sangat efektif dalam pengembangan profesional calon pendidik, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan mengajar mereka, tetapi juga membentuk karakter dan sikap yang diperlukan untuk menjadi guru yang sukses dan berdampak positif bagi siswa. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk mengintegrasikan microteaching secara lebih luas dalam kurikulum mereka, serta menyediakan dukungan yang memadai bagi mahasiswa dalam proses pelatihan ini.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Arifin, Z. (2012). Pengembangan Keterampilan Mengajar Melalui Microteaching. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(1), 1-12.
Kurniawan, A. (2018). "Efektivitas Microteaching dalam Meningkatkan Kualitas Calon Pendidik." Jurnal Ilmiah Pendidikan, 5(1), 45-56.
Hidayati, N. (2016). "Penerapan Microteaching dalam Meningkatkan Keterampilan Mengajar Calon Guru." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(2), 123-130.
Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara.
Prabowo, H. (2017). "Peran Microteaching dalam Meningkatkan Kualitas Pengajaran di Perguruan Tinggi." Jurnal Pendidikan dan Teknologi, 4(1), 67-75.
Supriyadi, D. (2015). "Microteaching sebagai Sarana Pengembangan Keterampilan Mengajar." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(3), 201-210.
Widiastuti, E. (2019). "Implementasi Microteaching dalam Meningkatkan Keterampilan Mengajar Mahasiswa Pendidikan." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 6(2), 89-98.
Kurnia, S. (2023). MICRO TEACHING: Teoritis dan Praktis. Sada Kurnia Pustaka.
Asga, A. R. dkk. (2023). Panduan Operasional Model Kompetensi Guru (Arsyafira Putri Decinta (ed.);Cetakan Pe). Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. https://guru.kemdikbud.go.id/dokumen/4Lw954DMqn?parentCategory=Peningkatan Kompetensi
Zulfikar, T., Nidawati, Khasinah, S., & Mayangsari, I. (2020). Indonesian students’ perceived benefits of the micro-teaching course to their teaching internship. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 10(1), 242–250.
Nesje, K., Canrinus, E. T., & Strype, J. (2018). “Trying on teaching for fit” – Development of professional identity among professionals with multiple career opportunities. Teaching and Teacher Education, 69, 131–141.
Spear, A. M., & da Costa, R. B. (2018). Potential for transformation? Two teacher training programs examined through a critical pedagogy framework. Teaching and Teacher Education, 69, 202–209.
Moore, A. (2000). Teaching and learning: Pedagogy, curriculum, and culture. Routledge.
Anieg, Mukhamad. "Mengembangkan Nilai-Nilai Moral dalam Pendidikan Islam; Studi Paedagogik Nabi Muhammad saw." Didaktika Islamika 14.2 (2023): 108-118.
Hadi, Syaiful.(2025). Pendidikan Tauhid dalam Keluarga. Didaktika Islamika, 14(2), 129-145.