MAKNA SIMBOLIK CANDI CANGKUANG: KAJIAN SEMIOTIKA TERHADAP WARISAN BUDAYA HINDU DI TATAR SUNDA
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini membahas makna simbolik yang terkandung dalam Candi Cangkuang sebagai salah satu warisan budaya Hindu di Tatar Sunda, Garut. Candi Cangkuang memiliki posisi penting dalam sejarah budaya di Jawa Barat karena merupakan satu-satunya candi peninggalan Hindu yang masih bertahan di wilayah ini. Selain memiliki nilai historis, Candi Cangkuang juga memuat berbagai simbol budaya yang masih hidup dalam kesadaran masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna-makna simbolik yang terdapat dalam unsur-unsur arsitektur, relief, patung, serta lingkungan sekitar candi dengan menggunakan pendekatan semiotika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes, yang membedakan makna tanda ke dalam tiga tingkatan, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Data dikumpulkan melalui observasi langsung ke situs Candi Cangkuang, dokumentasi, studi pustaka, serta wawancara mendalam dengan tokoh adat, juru pelihara candi, dan masyarakat setempat. Analisis dilakukan dengan menafsirkan berbagai simbol yang terdapat pada elemen-elemen candi dan lingkungannya, kemudian dikaitkan dengan sistem kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Sunda masa lampau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Candi Cangkuang tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi umat Hindu pada masanya, tetapi juga sebagai representasi dari kosmologi Sunda Kuno yang berorientasi pada keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan ilahi. Simbol-simbol seperti bentuk bangunan candi yang mengerucut ke atas, patung Dewa Siwa di dalam bilik candi, serta letak candi yang dikelilingi danau dan pemakaman leluhur, mengandung makna tentang konsep ketuhanan, siklus kehidupan, dan hubungan antara manusia dengan leluhur. Selain itu, mitos-mitos budaya yang berkembang di sekitar Candi Cangkuang turut memperkuat peran candi ini sebagai media pewarisan nilai spiritual, etika sosial, serta identitas budaya masyarakat Tatar Sunda hingga saat ini.
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Barthes, R. (2012). Mitologi. Yogyakarta: Jalasutra.
Endraswara, S. (2016). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Ombak.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusumadilaga, R. (2017). Arsitektur Candi di Indonesia: Bentuk, Makna dan Fungsi. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Permana, C. E. (2010). Ritual dan Tradisi Sunda. Bandung: Pustaka Jaya.
Samsudin, A. (2014). Candi Cangkuang: Sejarah dan Budaya di Tatar Sunda. Bandung: Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.
Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zoetmulder, P. J. (1995). Kebudayaan Jawa: Zaman Hindu–Buddha dan Perkembangannya. Jakarta: Gramedia.