Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam tipologi hadis dari perspektif kualitas dengan pendekatan historis dan konseptual. Klasifikasi hadis ke dalam derajat shahih, hasan, dha’if, dan maudhu’ merupakan bentuk kehati-hatian ulama dalam menjaga kemurnian ajaran Islam serta menentukan riwayat yang layak dijadikan sebagai hujjah. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pemahaman terhadap kualitas hadis agar umat Islam tidak keliru dalam mengambil sumber ajaran agama, terutama di tengah maraknya peredaran hadis yang belum tentu sahih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (library research). Data dikumpulkan dari berbagai literatur klasik seperti karya al-Khatib al-Baghdadi, Ibn Hajar, serta kitab-kitab hadis utama, dan dipadukan dengan literatur kontemporer dari pemikir modern seperti Fazlur Rahman dan Yusuf al-Qaradawi. Analisis dilakukan dengan menelusuri perkembangan historis klasifikasi hadis dari masa sahabat hingga masa kodifikasi, serta melihat relevansi pendekatan konseptual dalam memahami kualitas hadis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi hadis baru berkembang secara formal pada abad kedua hingga ketiga Hijriah, saat para ulama menyusun sistem penilaian hadis berdasarkan sanad dan matan. Sementara itu, pendekatan konseptual menekankan perlunya mempertimbangkan konteks sosial dan tujuan syariat dalam memahami hadis. Kedua pendekatan ini, jika digabungkan, dapat menjadi model yang ideal dalam memahami dan mengamalkan hadis. Kesimpulannya, kualitas hadis tidak hanya dapat dilihat dari sisi teknis sanad dan matan, tetapi juga perlu dikaji secara substansial dan kontekstual. Penelitian ini merekomendasikan penguatan pendekatan integratif dalam studi hadis agar lebih relevan dengan dinamika masyarakat Muslim masa kini.