MA’NA CUM MAGHZA(PENAFSIRAN PROF. SYAMSUDDIN)
pdf

Keywords

Ma‘nā-cum-Maghzā, Tafsir Kontekstual, Hermeneutika Islam, Makna Historis, Signifikansi Dinamis

How to Cite

MA’NA CUM MAGHZA(PENAFSIRAN PROF. SYAMSUDDIN). (2025). Tashdiq: Jurnal Kajian Agama Dan Dakwah, 14(5), 41-50. https://ejournal.cahayailmubangsa.institute/index.php/tashdiq/article/view/1581

Abstract

Jurnal ini menawarkan elaborasi komprehensif terhadap pendekatan Ma‘nā-cum-Maghzā dalam penafsiran Al-Qur’an dan Hadis, yang dihadirkan sebagai jawaban atas tantangan sosial-keagamaan di era kontemporer. Pendekatan ini bertolak dari kebutuhan metodologis untuk membaca teks suci secara kontekstual, tanpa terjebak pada makna literal yang statis, tetapi juga tidak tergelincir ke dalam subjektivisme interpretatif yang lepas dari akar historis teks. Pendekatan Ma‘nā-cum-Maghzā mengintegrasikan rekonstruksi makna historis (al-ma‘nā al-tārīkhī) dan pesan utama atau signifikansi (al-maghzā) yang berkembang (fenomenal dinamis), melalui analisis bahasa Arab abad ke-7, konteks historis makro dan mikro pewahyuan, studi intratekstualitas dan intertekstualitas, serta kontekstualisasi nilai-nilai universal yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadis.

 

Penelitian ini menegaskan bahwa penafsiran teks keagamaan perlu mempertimbangkan keseimbangan hermeneutik: menghormati makna historis yang dimaksudkan pada saat wahyu diturunkan, sekaligus membangun signifikansi baru yang relevan dengan kebutuhan zaman modern. Dengan menggunakan tahapan-tahapan metodis yang sistematis, pendekatan ini berupaya mempertahankan prinsip otoritas teks suci sekaligus menghidupkan semangat rahmatan lil-‘ālamīn dalam dinamika sosial saat ini. Jurnal ini juga menunjukkan bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan pada berbagai isu aktual, seperti radikalisme, penegakan hukum Islam, ekonomi syariah digital, serta posisi perempuan dalam kepemimpinan dan relasi sosial.

 

Melalui pembahasan yang mendalam, pendekatan Ma‘nā-cum-Maghzā diposisikan sebagai bentuk pengembangan dari aliran tafsir quasi-obyektivis progresif yang sebelumnya dirintis oleh pemikir seperti Fazlur Rahman dan Nasr Hamid Abu Zayd. Di antara kontribusi utama pendekatan ini adalah kemampuannya membangun kerangka interpretasi yang responsif terhadap perubahan sosial, pluralitas budaya, perkembangan ilmu pengetahuan, dan kebutuhan aktual umat. Dengan demikian, pendekatan ini menawarkan model tafsir yang moderat, dinamis, dan transformatif, yang sangat diperlukan dalam membumikan nilai-nilai keislaman di tengah kompleksitas dunia modern.

pdf