TRADISI PANJANG MULUD DI KOTA SERANG: WARISAN BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DALAM MERAYAKAN KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Abstract

Tradisi Panjang Mulud di Kota Serang merupakan bentuk ekspresi budaya religius yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Banten. Tradisi ini dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan menampilkan berbagai prosesi simbolik seperti arak-arakan nasi panjang, pembacaan maulid, serta pertunjukan seni dan doa bersama. Artikel ini bertujuan untuk menggali makna dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi Panjang Mulud, serta perannya sebagai warisan budaya yang masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, mengkaji sumber-sumber literatur, dokumen sejarah, dan kajian budaya yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa tradisi Panjang Mulud tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga sarana memperkuat solidaritas sosial, identitas lokal, serta media pelestarian nilai-nilai luhur seperti gotong royong, penghormatan terhadap leluhur, dan cinta terhadap Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini juga mencerminkan sinergi antara ajaran Islam dan budaya lokal yang mampu bertahan di tengah arus globalisasi. Oleh karena itu, Panjang Mulud di Kota Serang patut dipahami sebagai bagian dari kekayaan budaya Nusantara yang memiliki fungsi spiritual, edukatif, dan sosial bagi masyarakat pendukungnya.