Fragmentasi Otoritas dan Krisis Legitimasi: Studi Kasus Terhadap Vacuum of State Authority Pembunuhan Alejandro Arcos
Main Article Content
Abstract
Pembunuhan Alejandro Arcos, seorang figur politik yang dikenal banyak sebagai seseorang pemimpin yang memainkan peran yang penting secara nasional, bahkan setelah kematiannya menimbulkan fragmentasi otoritas dan vacuum of authority di Chilpancingo.Dengan menggunakan kerangka teori state fragility (Rotberg), legitimasi Weberian, dan kompetisi kekuasaan (Migdal), studi mengungkapkan tiga temuan kritis: (1) Fragmentasi otoritas negara yang memungkinkan aktor non-negara mengambil alih fungsi negara, (2) Krisis legitimasi akibat kegagalan negara menyelesaikan pembunuhan secara transparan, dan (3) Vacuum of authority yang memicu non-aktor negara memenuhi sebagai pemerintah bayangan. Data yang dikumpulkan melalui hasil riset mendalam dari berbagai jurnalistik dan artikel, serta analisis laporan investigasi, pemberitaan media, dan arsip pengadilan. Implikasi kebijakan yang diusulkan mencakup reformasi penegakan hukum, pemulihan kepercayaan publik, dan pendekatan multisektoral untuk mengatasi akar masalah ekonomi ilegal. Penelitian ini berkontribusi pada literatur state failure dengan menunjukkan bagaimana pembunuhan figur politik dapat menjadi indikator krisis otoritas negara yang lebih luas.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.