ANALISIS HUBUNGAN METODE PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN STATUS KENAIKAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU MELATI KELURAHAN GUNUNGSARI SURABAYA DENGAN UJI CHI-SQUARE
Main Article Content
Abstract
Masa balita merupakan fase kritis dalam tumbuh kembang anak, di mana pemantauan status gizi menjadi penting untuk mencegah gangguan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara metode pengukuran tinggi badan (berdiri atau terlentang) dengan status kenaikan berat badan balita di Posyandu Melati, Kelurahan Gunungsari, Surabaya. Data primer dikumpulkan dari 45 balita selama kegiatan rutin Posyandu pada Mei dan Juni 2025. Variabel bebas berupa metode ukur tinggi badan dan variabel terikat berupa status kenaikan berat badan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan bahwa 80% balita mengalami kenaikan berat badan, dengan mayoritas diukur dalam posisi berdiri. Namun, hasil uji Chi-Square (χ² = 0,4775; p = 0,4896) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara metode pengukuran tinggi badan dan status kenaikan berat badan (p > 0,05). Temuan ini menyiratkan bahwa perbedaan teknik pengukuran tinggi badan tidak secara signifikan mempengaruhi interpretasi terhadap status pertumbuhan balita. Penelitian ini menekankan pentingnya konsistensi prosedural dalam pengukuran antropometri, serta perlunya pelatihan kader Posyandu dalam praktik pengukuran guna menjamin kualitas data pemantauan gizi. Implikasi praktisnya adalah pada peningkatan validitas data untuk mendukung intervensi gizi yang lebih tepat sasaran di tingkat layanan kesehatan dasar.
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.