TAKHALLI, TAHALLI, TAJALLI DALAM PERSPEKTIF KEHIDUPAN MASYARAKAT SOSIAL

Main Article Content

Reza Dico Pradana
Nikila Shofiyatuz Zahra

Abstract

Artikel ini membahas pemahaman dan penerapan konsep takhalli, tahalli, dan tajalli dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan wawancara mendalam terhadap empat individu dari latar belakang yang berbeda: seorang dosen tasawuf, seorang mahasiswi magister Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, seorang spiritual muslim, dan seorang pekerja korporaat. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara semi-struktural dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing responden memiliki pendekatan unik terhadap ketiga konsep sufistik ini. Takhalli dipahami tidak hanya sebagai pembersihan diri dari sifat buruk secara moral, tetapi juga sebagai proses dekonstruksi ego dalam konteks sosial dan profesional. Tahalli dimaknai sebagai pembentukan nilai-nilai etis seperti keikhlasan, tanggung jawab sosial, dan welas asih, sementara tajalli menjadi ranah pengalaman spiritual yang bersifat sangat personal dan transenden. Meskipun perbedaan latar belakang memengaruhi narasi dan ekspresi spiritual mereka, seluruh responden menunjukkan kesamaan dalam menjadikan proses spiritual ini sebagai sarana pembentukan identitas dan arah hidup. Temuan ini menunjukkan bahwa konsep sufistik klasik tetap relevan dan dinamis ketika diintegrasikan dalam kehidupan modern. Artikel ini mengusulkan perlunya pembaruan cara dakwah dan pendidikan spiritual yang kontekstual dan inklusif.

Article Details

Section

Articles

How to Cite

TAKHALLI, TAHALLI, TAJALLI DALAM PERSPEKTIF KEHIDUPAN MASYARAKAT SOSIAL. (2025). Tashdiq: Jurnal Kajian Agama Dan Dakwah, 16(3), 131-140. https://doi.org/10.5281/zenodo.16596597

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.