TRADISI PEH CUN DI BANGKA BELITUNG: ANALISIS TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini menganalisis makna simbolik tradisi dan perayaan Peh Cun di Bangka Belitung, dengan menggunakan kerangka teori interaksionisme simbolik Herbert Blumer. Tradisi Peh Cun yang diperingati setiap tahun oleh masyarakat Tionghoa di Kepulauan Bangka Belitung, bukan hanya sekedar perayaan, melainkan sebuah sistem simbol yang merefleksikan nilai-nilai sosial, sejarah, fungsi sosial, dan identitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna-makna yang terkandung dalam simbol-simbol tradisi seperti kue Cung (bakcang), tali puar, daun pandan, dan beras ketan, serta memahami bagaimana sejarah dan dinamika kue Cung ini berkontribusi pada konstruksi identitas budaya dan kohesi sosial masyarakat Tionghoa di Bangka Belitung melalui simbol-simbol tersebut. Pendekatan interaksionisme simbolik membantu memahami bagaimana realitas sosial dibentuk melalui interaksi manusia yang saling memberi makna pada tindakan dan simbol-simbol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Peh Cun berperan penting dalam membangun kerukunan lintas etnis dan agama, memperkuat solidaritas dan gotong royong, serta menciptakan ruang interaksi yang bermakna di tengah masyarakat multietnis Bangka Belitung, dengan kue Cung sebagai salah satu elemen sentral yang mempresentasikan warisan sejarah dan adaptasi budaya.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.