Implikasi APT10 dan Politik Spionase Siber Tiongkok terhadap Keamanan Nasional di Era Otoritarianisme Digital
Main Article Content
Abstract
Artikel ini menganalisis bagaimana kelompok APT 10 yang dituduh disponsori oleh pemerintah China telah menggunakan spionase siber untuk menggambarkan pendekatan Republik Rakyat China terhadap keamanan nasional dalam konteks otoritarianisme digital. Studi ini menggunakan teori sekuritisasi dari Sekolah Kopenhagen, mengintegrasikan konsep otoritarianisme digital dan penyensoran virtual yang memberikan bukti bahwa strategi siber China tidak hanya bersifat teknis, tetapi lebih kepada politik dan ideologis. Artikel ini menggunakan tipe operasi APT 10 dan Cloud Hopper sebagai studi kasus untuk berargumen bagaimana dominasi siber digunakan untuk memperkuat kontrol domestik dan memperluas pengaruh internasional melalui apa yang disebut sebagai diplomasi digital Secara metodologis, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif dari literatur, laporan investigasi keamanan siber, dan dokumen kebijakan. Temuan menunjukkan bahwa sekuritisasi siber China berkontribusi pada sistematisasi kontrol otoriter, yang muncul dengan konsekuensi serius bagi demokrasi dan menggeser keseimbangan kekuatan dalam tatanan global keamanan. Ini dibentuk menjadi dinamika baru dari hegemoni hak asasi manusia, kebebasan berbicara, dan pemerintahan transnasional di internet.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.