Implikasi APT10 dan Politik Spionase Siber Tiongkok terhadap Keamanan Nasional di Era Otoritarianisme Digital

Main Article Content

Andi Audiya Aprilia
Agussalim Burhanuddin

Abstract

Artikel ini menganalisis bagaimana kelompok APT 10 yang dituduh disponsori oleh pemerintah China telah menggunakan spionase siber untuk menggambarkan pendekatan Republik Rakyat China terhadap keamanan nasional dalam konteks otoritarianisme digital. Studi ini menggunakan teori sekuritisasi dari Sekolah Kopenhagen, mengintegrasikan konsep otoritarianisme digital dan penyensoran virtual yang memberikan bukti bahwa strategi siber China tidak hanya bersifat teknis, tetapi lebih kepada politik dan ideologis. Artikel ini menggunakan tipe operasi APT 10 dan Cloud Hopper sebagai studi kasus untuk berargumen bagaimana dominasi siber digunakan untuk memperkuat kontrol domestik dan memperluas pengaruh  internasional melalui apa yang disebut sebagai diplomasi digital Secara metodologis, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif dari literatur, laporan investigasi keamanan siber, dan dokumen kebijakan. Temuan menunjukkan bahwa sekuritisasi siber China berkontribusi pada sistematisasi kontrol otoriter, yang muncul dengan konsekuensi serius bagi demokrasi dan menggeser keseimbangan kekuatan dalam tatanan global keamanan. Ini dibentuk menjadi dinamika baru dari hegemoni hak asasi manusia, kebebasan berbicara, dan pemerintahan transnasional di internet.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section

Articles

How to Cite

Implikasi APT10 dan Politik Spionase Siber Tiongkok terhadap Keamanan Nasional di Era Otoritarianisme Digital. (2025). Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 8(7), 141-150. https://doi.org/10.9963/md0ad317

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.