STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS DALAM KRISIS SIBER: STUDI KASUS BPJS KESEHATAN DAN BANK SYARIAH INDONESIA

Main Article Content

Devianty Milania Tannavaro
Sidi Ahyar Wiraguna

Abstract

Abstract


          In today's digital era, public trust—or digital trust—has become a crucial asset in fostering long-term relationships between institutions and society. However, this trust can collapse instantly when incidents involving personal data breaches occur within public or private organizations. Major cases such as the BPJS Kesehatan data leak in 2021 and the cyberattack on Bank Syariah Indonesia (BSI) in 2023 highlight the critical importance of data security in institutional communication. During such crises, public relations (PR) professionals play a central role in maintaining the institution's image and restoring public trust. This study aims to explain the strategic role of PR in managing crises resulting from personal data breaches and to identify communication strategies applicable in such situations. The research employs a literature review and case study analysis, drawing on crisis communication theories, PR ethical codes, and relevant regulations such as Law No. 27 of 2022 on Personal Data Protection. The findings indicate that the success of PR in addressing digital trust crises heavily depends on the ability to deliver information promptly, transparently, and ethically, as well as on collaboration with other internal divisions such as IT and legal. With the right approach to communication, PR professionals can assist institutions in recovering their reputation and sustaining public trust amid the challenges of the digital age.


Keywords: Public Relations, Digital Trust, Data Breach Crisis, Strategic Communication, Reputation.


 


Abstrak


          Di era digital saat ini, kepercayaan publik atau digital trust menjadi salah satu modal penting dalam membangun hubungan jangka panjang antara institusi dengan masyarakat. Namun, kepercayaan ini bisa runtuh seketika ketika terjadi insiden kebocoran data pribadi yang melibatkan lembaga publik atau swasta. Beberapa kasus besar seperti kebocoran data BPJS Kesehatan pada tahun 2021 dan serangan siber terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa keamanan data menjadi isu krusial dalam komunikasi lembaga. Ketika krisis ini terjadi, humas sebagai pengelola komunikasi institusi berada di garis depan dalam menjaga stabilitas citra dan membangun kembali kepercayaan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran strategis humas dalam menangani krisis akibat pelanggaran data pribadi, serta mengidentifikasi strategi komunikasi yang dapat diterapkan dalam situasi tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan metode studi pustaka dan analisis kasus dengan mengacu pada literatur komunikasi krisis, kode etik humas, serta peraturan perundangan seperti UU No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan humas dalam menghadapi krisis digital trust sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menyampaikan informasi secara cepat, terbuka, dan etis, serta kolaborasi dengan divisi internal lainnya seperti IT dan legal. Dengan pendekatan komunikasi yang tepat, humas dapat membantu institusi memulihkan reputasi dan mempertahankan kepercayaan masyarakat di tengah tantangan era digital.


Kata kunci: Humas, Digital Trust, Krisis Data, Komunikasi Strategis, Reputasi.

Article Details

Section

Articles

Author Biographies

Devianty Milania Tannavaro, Universitas Esa Unggul Jakarta

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul Jakarta 

Sidi Ahyar Wiraguna, Universitas Esa Unggul Jakarta

Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jakarta

How to Cite

STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS DALAM KRISIS SIBER: STUDI KASUS BPJS KESEHATAN DAN BANK SYARIAH INDONESIA. (2025). Kohesi: Jurnal Sains Dan Teknologi, 7(11), 71-80. https://doi.org/10.2238/k1gf3g38

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.