ANALISIS BAHAYA DAN EVALUASI RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM OPERASIONAL HOTEL PT GRAND SOLL MARINA TANGERANG

Abstract

The implementation of Occupational Health and Safety (OHS) is essential to ensure safe and efficient hotel operations. This study aims to identify potential hazards, assess the level of occupational risk, and propose appropriate control measures within the operational activities of PT Grand Soll Marina Hotel, Tangerang—focusing specifically on the engineering and housekeeping departments. The research utilizes the HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control) method, with data collected through direct observation and documentation. Results reveal that the majority of risks stem from the lack of compliance in using Personal Protective Equipment (PPE), with high-risk levels recorded at 53.85% in the engineering department and 100% in the housekeeping department. Identified hazards include exposure to chemicals, hearing damage, physical injuries, and airborne particles. To mitigate these risks, it is recommended that the hotel implements regular OHS training, enforces stricter PPE usage protocols, and enhances supervision by department managers. These findings contribute to the development of more robust OHS standards in the hospitality industry and support the creation of a safer and more productive work environment.

          Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi aspek krusial dalam menjamin kelancaran dan keamanan operasional di sektor perhotelan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, mengevaluasi tingkat risiko, serta merancang strategi pengendalian risiko dalam aktivitas kerja di Hotel PT Grand Soll Marina Tangerang, khususnya pada departemen engineering dan housekeeping. Metode yang digunakan adalah Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC), dengan pengumpulan data melalui observasi langsung dan dokumentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas risiko berasal dari kelalaian dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dengan tingkat risiko tinggi mencapai 53,85% pada departemen engineering dan 100% pada departemen housekeeping. Beberapa risiko yang diidentifikasi meliputi paparan bahan kimia, gangguan pendengaran, potensi cedera fisik, serta paparan debu. Untuk meminimalkan risiko tersebut, disarankan penerapan pelatihan K3 secara berkala, penegakan disiplin penggunaan APD, serta peningkatan pengawasan oleh manajemen. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan peningkatan standar K3 dalam industri perhotelan guna menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.