FABRIKASI SABUN PADAT BERBASIS MINYAK JELANTAH MELALUI PROSES SAPONIFIKASI DENGAN ADITIF EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA SEBAGAI ANTIBAKTERI DAN VIRGIN COCONUT OIL SEBAGAI PELEMBAP
Main Article Content
Abstract
Minyak jelantah, yang sering dibuang tanpa pengolahan, dapat menyebabkan pencemaran dan masalah kesehatan, namun masih mengandung trigliserida yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sabun. Pengolahan minyak jelantah menjadi sabun mendukung ekonomi sirkular, mengurangi limbah, serta menawarkan produk ramah lingkungan yang lebih aman dan sehat. Penambahan ekstrak daun ketepeng dan Virgin Coconut Oil (VCO) pada sabun meningkatkan kualitasnya, menjadikannya antimikroba alami dan pelembap, serta berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait konsumsi dan produksi berkelanjutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu proses dan jumlah basa NaOH pada proses saponifikasi terhadap hasil karakteristik dari sabun yang dihasikan, serta untuk mengetahui variabel suhu proses dan jumlah NaOH optimum sehingga didapatkan hasil sabun yang terbaik. Pembuatan sabun dilakukan menggunakan minyak jelantah, NaOH, dan bahan tambahan seperti arang aktif dari tempurung kelapa, VCO, pewarna, serta ekstrak daun ketepeng. Proses melibatkan penyaringan, netralisasi, adsorpsi, dan saponifikasi, di mana trigliserida bereaksi dengan NaOH menghasilkan sabun dan gliserol. Pembuatan surfaktan dimulai dengan mencampurkan minyak yang telah disaring akan larutan NaOH dengan rasio campuran 1:2 w/v dan 1:3 w/v, lalu bahan aditif dicampurkan pada sabun. Sabun yang telah jadi dimasukkan ke dalam cetakan lalu dibiarkan selama 2-3 minggu hingga sabun memadat. Pemanfaatan minyak jelantah menjadi barang yang bernilai ekonomis, yaitu sabun dapat dijadikan alternatif pilihan dalam upaya pemeliharaan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun terbaik dihasilkan dari sampel 2 menggunakan metode cold process dengan perbandingan NaOH dan minyak 1:3 v/v memiliki rendemen sebesar 98.66%, densitas 1 g/mL, pH 8.84, tinggi busa 15 cm dan stabil serta tidak menyebabkan iritasi.
Used cooking oil, which is often discarded without treatment, can cause pollution and health problems, but still contains triglycerides that can be utilised as a soap raw material. Processing used cooking oil into soap supports the circular economy, reduces waste, and offers an environmentally friendly product that is safer and healthier. The addition of ketepeng leaf extract and Virgin Coconut Oil (VCO) to the soap improves its quality, makes it a natural antimicrobial and moisturiser, and contributes to the achievement of the Sustainable Development Goals (SDGs) related to sustainable consumption and production. The purpose of this study is to determine the effect of process temperature and the amount of NaOH base in the saponification process on the characteristic results of the soap produced, and to determine the optimum process temperature and amount of NaOH variables so that the best soap results are obtained. Soap making is carried out using used cooking oil, NaOH, and additional ingredients such as activated charcoal from coconut shells, VCO, colourants, and ketepeng leaf extract. The process involves filtration, neutralisation, adsorption, and saponification, where triglycerides react with NaOH to produce soap and glycerol. Surfactant production begins by mixing the filtered oil with NaOH solution at a mixture ratio of 1:2 w/v and 1:3 w/v, then additives are mixed into the soap. The finished soap is put into a mould and then left for 2-3 weeks until the soap solidifies. The utilisation of used cooking oil into economically valuable goods, namely soap, can be used as an alternative choice in environmental maintenance efforts. The results showed that the best soap was produced from sample 2 using the cold process method with a ratio of NaOH and oil 1:3 v/v having a yield of 98.66%, density 1 g/mL, pH 8.84, foam height 15 cm and stable and non-irritating.
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.